“SUMATERA”
MAKALAH
OLEH:
DEWI
SURYANI
13178/2009
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
GEOGRAFI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Penulis sampaikan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Sumatera” ini.
Pada kesempatan ini, tak lupa Penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan dan dalam melengkapi isi
makalah yang sebelumnya tidak diketahui oleh Penulis.
Penulis menyadari bahwa baik dalam penulisan maupun isi dari makalah
ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan sumbangan
pemikiran berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan
pengetahuan para pembaca mengenai Pulau
Sumatera.
Padang, Mei
2012
Penulis
i
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C.
Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pulau Sumatera .......................................................................... 2
B. Keadaan
Geografis Pulau Sumatera ...................................................... 2
C. Keadaan
Fisik Pulau Sumatera .............................................................. 3
D. Keadaan
Sosial Pulau Sumatera ............................................................. 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................ 14
B. Saran
...................................................................................................... 14
ii
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri atas banyak pulau.
Terdiri atas 5 pulau besar dan ribuan pulau-pulau kecil lainnya. Di pulau-pulau
ini, masing-masing memiliki bermacam-macam budaya yang berbeda sebagai
identitas masing-masing daerah. Sehingga membuat Indonesia dikenal sebagai
Negara yang kaya akan keberagaman budayanya.
Selain
itu, Indonesia juga merupakan Negara yang sangat kaya akan sumberdaya alamnya. Dimasing-masing
pulau, atau bahkan masing-masing daerah didalam satu pulau, memiliki kekayaan
alam yang besar, baik yang telah terolah maupun yang belum diolah.
Pulau
Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang memiliki berbagai
macam suku, budaya dan keberagaman kondisi dan sumberdaya wilayahnya. Oleh
karena itu, Penulis mencoba menguraikan mengenai Pulau Sumatera secara umum di
makalah yang berjudul “Sumatera” ini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
kondisi geografis pulau sumatera?
2. Daerah
apa saja di Indonesia yang merupakan bagian dari pulau Sumatera?
3. Bagaimanakah
kondisi sosial dan fisik di pulau Sumatera?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui kondisi geografis pulau Sumatera.
2. Untuk
mengetahui daerah-daerah yang terdapat di pulau sumatera.
3. Untuk
mengetahui kondisi sosial dan fisik yang terdapat di pulau Sumatera.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Pulau Sumatera
Sumatera
adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia. Pulau ini
dikenal pula dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Surwanadwipa
yang artinya pulau emas dan bhumi malayu. Asal nama Sumatera ini berasal dari
adanya kerajaan Samudera yang terletak di Aceh yang diawali dengan kunjungan
Ibnu Batutah, petualang yang berasal dari Maroko tahun 1345. Ia melafalkan kata
Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra atau Sumatera, sehingga
setelah itu dicatat dalam peta-peta abad ke 16 buatan portugis.
Pada
tahun 1490, Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan disana
tertulis pulau “Sumatrah”. Kemudian peta ini disalin oleh Roteiro tahun 1498
dan muncullah nama “Camatarra”. Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501
mencantumkan nama Samatara”, sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama
“Samatra”. Ruy d’Araujo tahun1510 menyebut pulau itu “Camatra”, dan Alfonso
Albuquerque tahun 1512 menuliskannya “Camatora”. Antonio Pigafetta tahun 1521
memakai nama yang agak ‘benar’, “Somatra”. Tetapi sangat banyak catatan musafir
lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: Samoterra, Samotra, Sumotra, bahkan
Zamatra dan Zamatora.
Catatan-catatan
orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis
Drake abad ke 16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatera. Bentuk inilah yang
menjadi baku dan kemudian disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia, yaitu
Sumatera.
B.
Keadaan
Geografis Pulau Sumatera
Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya, Sumatera atau Sumatra merupakan pulau
terbesar nomor enam didunia dengan luas 443.065,8 km2. Sumatera
terletak di Asia Tenggara, tepatnya Indonesia pada koordinat 0o00`
LU dan 102o00` BT dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Kerinci dan ketinggian tertinggi
sebesar 3.805 m.
Pulau
Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Batas-batas
pulau ini antara lain:
Utara : Teluk Benggala
Timur : Selat Malaka
Selatan : Selat Sunda
Barat : Samudra Hindia
Pulau
sumatera terbagi menjadi sepuluh daerah pemerintahan (provinsi). Sepuluh
provinsi tersebut berdasarkan urutan pembentukannya beserta dengan kota besar
masing-masing daerah adalah sebagai berikut.
1. Sumatera
Utara (Medan dan Pematang Siantar)
2. Sumatera
Selatan (Palembang)
3. Sumatera
Barat (Padang)
4. Riau
(Pekan Baru)
5. Jambi
(Jambi)
6. Aceh,
Banda Aceh)
7. Lampung
(Bandar Lampung)
8. Bengkulu
(Bengkulu)
9. Kepulauan
Bangka Belitung
10. Kepulauan
Riau (Batam)
C.
Keadaan
Fisik Pulau Sumatera
1.
Topografi
Sumatera
Pulau sumatera
merupakan pulau terbesar nomor 6 didunia. Keadaan topografi di pulau sumatera
sangat beragam. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara
disana, antara lain Asahan (Sumatera Utara), Sungai Siak (Riau), Kampar,
Inderagiri (Sumatera Barat, Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi), Musi,
Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way Sekampung (Lampung).
Sementara beberapa sungai yang bermuara ke pesisir barat pulau Sumatera antara
lain Batang Tarusan (Sumatera Barat) dan
Ketahun.
Dibagian barat
pulau, terbentang pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari utara sampai
keselatan Sumatera. Disepanjang Bukit Barisan ini terdapat beberapa gunung
berapi yang masih aktif, seperti Geureudong (Aceh), Sinabung (Sumatera Utara),
Marapi, Talang (Sumatera Barat), Gunung Kaba (Bengkulu) dan Gunung Kerinci
(Sumatera Barat, Jambi). Di Sumatera juga terdapat beberapa danau, diantaranya
Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara) Danau Singkarak, Danau
Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang (Sumatera Barat), Danau
Kerinci (Jambi) dan Danau Ranau (Lampung, Sumatera Selatan).
Nama-nama gunung
yang terdapat dipulau Sumatera antara lain sebagai berikut:
þ Gunung
Dempo (3.159 m)
þ Gunung
Kerinci (3.805 m)
þ Gunung
Leuser (3.172 m)
þ Gunung
Marapi (2.891,3 m)
þ Gunung
Perkinson (2300 m)
þ Gunung
Pesagi (2.262 m)
þ Gunung
Rajasaba ( 1.281 m)
þ Gunung
Seminung (1.881 m)
|
þ Gunung
Daik ( 1.165 m)
þ Gunung
Sekincau (1.718 m)
þ Gunung
Seulawah Agam (1.726 m)
þ Gunung
Sibayak (2.122 m)
þ Gunung
Singgalang (2.877 m)
þ Gunung
Talamau (2.912 m)
þ Gunung
Tandikat (2.438 m)
þ Gunung
tanggamus (1.162 m)
|
Nama-nama
sungai yang terdapat dipulau sumatera
antara lain sebagai berikut:
þ Batang
Arau
þ Batang
Sri Antokan
þ Batang
Agam
þ Batang
Ombilin
þ Batang
Selo
þ Batang
Tabik
þ Batang
Kuantan
þ Batang
Kasang
þ Sungai
Keruh
þ Sungai
Lakitan
þ Sungai
Lematang
þ Sungai
Angkola
þ Sungai
Asahan
þ Sungai
Batanggadis
þ Sungai
Belawan
|
þ Batang
Sinamar
þ Batang
Hari
þ Batang
Tarusan
þ Batang
Kandis
þ Batang
Masang
þ Batang
Alahan Panjang
þ Batang
Sangir
þ Batang
Pasaman
þ Sungai
Mesuji
þ Sungai
Musi
þ Sungai
Ogan
þ Sungai
Batang Toru
þ Sungai
Besitang
þ Sungai
Nalipang
þ Sungai
Wampu
|
þ Batang
Kinali
þ Batang
Jujuhan
þ Batang
Sihilang
þ Batang
Sindung
þ Batang
Sirantih
þ Sungai
Lilin
þ Sungai
Buluruang Tiding
þ Sungai
Komering
þ Sungai
Rambang
þ Sungai
Rawas
þ Sungai
Saleh
þ Sungai
Sarkam
þ Sungai
Sibundung
þ Sungai
Singkuang
|
Nama-nama danau
yang terdapat di pulau Sumatera antara lain sebagai berikut.
þ Danau
Air Tawar Jenis Tektonik
þ Danau
Toba Jenis Vulkanik dan Tektonik
þ Danau
Maninjau Jenis Kaldera
þ Danau
Diatas Jenis Tektonik
þ Danau
Dibawah Jenis Tektonik
þ Danau
Singkarak Jenis Tektonik
þ Danau
Gunung Tujuh Jenis Kaldera
þ Danau
Kerinci Jenis Tektonik/Vulkanik
þ Danau
Ranau Jenis Tektonik/Vulkanik
|
2.
Flora
dan Fauna
a.
Sebaran
Flora
Flora
merupakan sebutan untuk dunia tumbuhan. Jenis tumbuhan tertentu yang ada
pada suatu wilayah belum tentu juga terdapat pada wilayah lainnya.
Indonesia yang berada di kawasan sekitar garis equator sehingga memiliki
iklim tropis. Sumatera termasuk kedalam tipe hutan hujan tropis, yang hidup
sepanjang tahun. Dan tipe flora di sumatera termasuk kedalam flora Asiatis.
Flora Asiatis yang terdapat di Pulau Sumatera terdiri atas,
rotan, kayu jati, beringin, pakis-pakisan, akasia, pohon durian, pohon kesambi,
cemara, pohon pinus, pohon damar, pohon ulin, pohon gaharu buaya, bunga
edelweis, dan raflesia arnoldi.
b.
Sebaran
Fauna
Dunia
hewan atau fauna di Indonesia,
secara geografis terbagi menjadi dua wilayah utama, dan satu wilayah
peralihan. Wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah Asiatis, wilayah
Australis, dan wilayah Peralihan. Sumatera termasuk kedalam wilayah
Asiatis. Jenisnya antara lain:
a. Mamalia,
meliputi harimau sumatera, macan tutul, banteng, gajah, kerbau, badak bercula
dua, beruang madu, kukang, babi hutan, biawak, bajing tanah, bajing terbang,
musang, landak, pesut, kancil, rusa.
b. Reptilia,
meliputi penyu hijau, penyu belimbing, kura-kura, buaya, ular kobra, kadal,
bunglon, dan trenggiling.
c. Burung,
meliputi burung elang, jalak, kutilang, perkutut, bangau.
d. Berbagai
jenis ikan.
e. Berbagai
jenis serangga
D.
Keadaan
Sosial Pulau Sumatera
1.
Kependudukan
Secara
umum, pulau Sumatera dihuni oleh bangsa Melayu yang terbagi atas beberapa suku.
Beberapa suku besar yang terdapat di Sumatera antara lain suku Aceh, Batak,
Melayu, Minangkabau, Basemah, Ogan, Komering dan Lampung. Dibeberapa kota besar
di Sumatera, seperti di Medan, Palembang dan Pekan Baru, banyak pula bermukim
para etnis Tionghoa. Penduduk pulau Sumatera hanya terkonsentrasi diwilayah
Sumatera Timur dan dataran tinggi Minangkabau. Mata pencaharian penduduk
Sumatera sebagian besar adalah petani, nelayan dan pedagang.
Penduduk
Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil merupakan penganut
Protestan, terutama diwilayah Tapanuli, Sumatera Utara. Diwilayah perkotaan,
seperti Medan, Pekanbaru, dan Palembang dijumpai pula beberapa penganut Budha.
2.
Jalur
Perhubungan
Kota-kota
di Sumatera dihubungkan oleh tiga ruas jalan lintas, yaitu lintas tengah,
lintas timur dan lintas barat, yang melintas dari utara hingga selatan
Sumatera. Selain itu terdapat pularuas jalan yang melintang dari barat ke timur
sperti ruas Bengkulu-Palembang, Padang-Jambi, serta Padang-Dumai.
Dibeberapa
bagian Sumatera, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif.
Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh (Bandar Udara Internasional
Sultan Iskandar Muda), Medan ( Bandar Udara Internasional Polonia), Padang
(Bandara Internasional Minangkabau) dan Palembang (Bandar Udara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan
(Medan), teluk BAyur (Padang) dan Bakauheni (Lampung).
3.
Ekonomi
Sumatera
merupakan pulau yang kaya akan hasil buminya. Oleh karena itu tiga provinsi
dari lima provinsi kaya di Indonesia terdapat di Sumatera. Tiga provinsi itu
antara lain provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Riau dan Selatan.
Hasil-hasil utama pulau Sumatera antara lain adalah kelapa sawit, tembakau, minyak
bumi, timah, bauksit, batubara dan gas alam. Hasil bumi tersebut sebagian besar
diolah oleh perusahaan asing seperti PT Caltex yang mengolah minyak bumi di
provinsi Riau.
Daerah-daerah
penghasil barang tambang yang terdapat di umatera adalah sebagai berikut.
þ Arun
(NAD), menghasilkan gas alam
þ Pangkalan
Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
þ Duri,
Dumai dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi
þ Tanjung
Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batubara
þ Plaju
dan Sungai Gerong (Sumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi
þ Tanjung
Pinang (Kepulauan riau), menghasilkan bauksit
þ Indarung
(Sumatera Barat), menghasilkan semen
þ Sawahlunto
(Sumatera Barat), menghasilkan batubara
Beberapa
kota di pulau Sumatera, juga merupakankota perniagaan yang cukup penting. Medan
merupakan kota perniagaan utama di Sumatera.
4.
Sosial
Budaya Daerah
a.
Nangroe
Aceh Darussalam (NAD)
Aceh merupakan
kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya seperti daerah lainnya. Aceh
mempunyai aneka seni budaya yang khas antara lain seperti:
Ø Didong
(seni pertinjukan masyarakat Gayo)
Ø Meuseukee
Eungkot (tradisi diwilayah aceh barat)
Ø Peusijeuk
(seperti tepung tawar dalam tradisi melayu)
Ø Rumoh
Aceh (rumah tradisional masyarakat Aceh). Terdiri dari 3 bagian utama yaitu Seuramoe keue (serambi depan), Seuramoe teungoh (serambi tengah), dan Seuramoe likot (serambi belakang), dan 1 bagian tambahan
yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
Ø Aceh
memiliki 10 suku bangsa dan beragam tarian yang sangat banyak. Beberapa tarian
yang terkenal di tingkat nasional bahkan dunia antara lain Tari Rateb Meuseukat
dan Tari saman.
b.
Sumatera
Utara
Sumatera Utara
merupakan provinsi multi etnis dengan suku Batak, Nias dan Melayu sebagai
penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur umumnyadi huni oleh suku
melayu, pantai barat dari Barus hingga Natal banyak bermukim suku Mingangkabau,
wilayah tengah disekitar danau toba banyak dihuni oleh suku Batak yang
mayoritas beragama Kristen dan suku Nias berada di kepulauan sebelah barat.
Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial
Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang berasal dari etnis jawa dan
Tionghoa.
Rumah etnis
batak disebut dengan Ruma Batak. Selain arsitektur, tenunan merupakan seni
kerajinan suku Batak seperti kain ulos dan kain songket. Tari muda-mudi antara
lain morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari
magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan yang dilakukan
dengan penuh kekhusukkan. Selain itu terdapat pula terian melayu seperti Serampang
duabelas.
c.
Sumatera
Barat
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku
Minangkabau. Didaerah Pasaman selain suku Minang, berdiam pula suku Batak dan
suku Mandailing. Suku mentawai menghuni Kepulauan Mentawai. Di Padang terdapat
pula etnis Tionghoa, Tamil dan suku Nias dan beberapa daerah transmigrasi.
Bahasa yang digunakan dalam keseharian yaitu bahasa
Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, sementara di daerah Kepulauan
Mentawai menggunakan Bahasa Mentawai. Islam merupakan agama mayoritas di Sumatera
Barat. Selain itu juga ada yang beragama Kristen terutama di kepulauan
Mentawai, Budha, dan Hindu.
Sumatera Barat menggunakan sistem nagari untuk satuan
pemerintahan terkecilnya yang setara dengan desa. Dalam sebuah nagari dibentuk
kerapatan adat nagari, yakni lembaga yang beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan
yang terdiri dari alim ulama, cadiak pandai (kaum intelektual) dan niniak mamak
para pemimpin suku dalam suatu nagari, sana dengan adan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam sistem administrasi desa.
Rumah adat Sumatera Barat khususnya etnis Minangkabau
disebut Rumah Gadang. Tidak jauh dari komplek rumah gadang biasanya dibangun
surau untuk tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa yang belum menikah.
Kekhasan seni tari minangkabau, oleh agama islam,
keunikan adat matrilineal dan kebiasaan merantau umumnya mempengaruhi jiwa tari tradisi klasik
seperti Tari Pasambahan, Tari Payung, Tari Piring dan Tari Indang. Selain itu
terdapat seni beladiri yang disebut silek dengan nyanyian dan tarian yang dikenal
dengan Randai. Sedangkan tarian khas etnis mentawai disebut Turuk Laggai yang
umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan.
d.
Sumatera
Selatan
Kesenian Dul Muluk (pentas
drama tradisional khas Palembang). Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan
sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam
resepsi pernikahan. Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para
saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang. Lagu Daerah seperti Melati
Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang. Rumah Adat
Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit.
Pempek, makanan khas Palembang
yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Ragam jenis pempek yang terdapat di
Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting,
pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek
lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak-otak. Tekwan, makanan khas Palembang
dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang
dibentuk kecil-kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang
sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.
e.
Riau
Suku
Melayu merupakan etnis terbesar kedua
di Pekanbaru, mereka umumnya bekerja sebagai birokrat pada pemerintahan. Selain itu, etnis yang memiliki
proporsi cukup besar adalah Jawa, Batak, dan Tionghoa. Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar
37,96% dari total penduduk kota. Mereka umumnya bekerja sebagai
profesional dan pedagang. Jumlah mereka yang cukup besar, telah mengantarkan Bahasa Minang sebagai salah satu bahasa pergaulan yang digunakan oleh
penduduk kota Pekanbaru selain Bahasa
Melayu
Kota Pekanbaru memiliki
beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro. Bangunan ini terdiri dari dua
lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji sastrawan keturunan Bugis.
f.
Jambi
Jambi adalah satu dari tiga
provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya,
selain Bengkulu dan Gorontalo. Jambi merupakan tempat berasalnya
Bangsa Melayu yaitu dari Kerajaan
Malayu di Batang Hari Jambi. Bahasa Melayu Jambi sama seperti Melayu
Palembang dan Melayu Bengkulu, yaitu berdialek "o".
Masyarakat Jambi merupakan
masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Jambi, yakni Suku Melayu
yang menjadi mayoritas di Provinsi Jambi. Selain itu juga ada Suku Kerinci di
daerah Kerinci dan sekitarnya yang berbahasa dan berbudaya mirip Minangkabau. Secara sejarah dan budaya
merupakan bagian dari varian Rumpun Minangkabau. Juga ada suku-suku asli pedalaman
yang masih primitif yakni Suku Kubu dan Suku Anak Dalam. Adat dan budaya mereka
dekat dengan budaya Minangkabau. Selain itu juga ada pendatang yang berasal
dari Minangkabau, Batak, Jawa,Sunda, Cina, India dan lain-lain. Sebagian besar
masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yaitu sebesar 90%, sedangkan sisanya merupakan
pemeluk agama Kristen, Buddha, Hindu dan Konghuchu.
g.
Lampung
Rumah tradisional adat Lampung memiliki
kekhasan seperti: berbentuk panggung, atap terbuat dari anyaman ilalang,
terbuat dari kayu dikarenakan untuk menghindari serangan hewan dan lebih kokoh
bila terjadi gempa bumi, karena masyarakat lampung telah mengenal gempa dari
zaman dahulu dan lampung terletak di pertemuan lempeng asia dan australia rumah
ini disebut rumah SESAT,
Lampung menjadi lahan yang subur bagi
pertumbuhan sastra, baik sastra (berbahasa) Indonesia maupun sastra (berbahasa) Lampung. Kehidupan
sastra (Indonesia) di Lampung dapat dikatakan sangat ingar-bingar meskipun usia
dunia kesusastraan Lampung relatif masih muda.
Daerah Lampung dikenal sebagai penghasil kain
tapis, kain tenun bersulam benang emas yang indah. Kain ini dibuat oleh wanita.
Pada penyelenggaraan upacara adat, seperti perkawinan, tapis yang dipenuhi
sulaman benang emas dengan motif yang indah merupakan kelengkapan busana adat
daerah Lampung.
h.
Bengkulu
Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik
besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul. Tarian tradisionalnya
antara lain:
§ Tari Tombak Kerbau.
§ Tari Putri Gading Cempaka.
§ Tari Sekapur Sirih.
§ Tari Pukek.
§ Tari Andung
Seni musiknya adalah:
§ Geritan, yaitu cerita sambil berlagu.
§ Serambeak, yang berupa patatah-petitih.
§ Andi-andi, yaitu seni sastra yang berupa
nasihat.
i.
Kepulauan
Riau
Bahasa yang dipakai adalah
bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa
Melayu. Bahasa Melayu
Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Musik Melayu Kepulauan Riau
dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau mencakup Musik Melayu
dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat,
Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik
Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya berkembang istana Daik
Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Dul Muluk,
Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah,
Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual kerajaan di Riau Lingga,
Musik Boria, Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera Utara,
Musik Agogo dan lainnya.
Tari melayu di Kepulauan Riau
yang berkembang di kabupaten dan kota antara lain : Tari Zapin, Tari
Joget Dangong, Tari Jogi, Tari Melemang, Tari Makyong, Tari
Mendu, Tari Inai, Tari Dayung Sampan, Tari Topeng, Tari Lang-Lang Buana, Tari
Alu, Tari Ayam Sudur, Tari Boria, Tari Zikir Barat, Tari Rokana, Tari Joget
lambak, Tari Damnah, Tari Semah Kajang, Tari Dendang Dangkong, Tari Sirih
Lelat, Tari Tebus Kipas, Tari Sekapur Sirih, Tari Engku Puteri, Tari Mustika
Kencana, Tari Marhaban, Tari Menjunjung Duli, Tari Tandak Pengasih, Tari Ikan
Kekek, Tari Tarek Rawai, Tari Pasang Rokok, Tari Masri, Tari Betabik, Tari
Lenggang Cecak, Tari Laksemane Bentan, Joget Bebtan, Tari Joget Kak Long dari Moro, Tari Joget Mak Dare, Tari Joget Makcik Normah di pulau
Panjang Batam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nama
Sumatera berasal dari adanya kerajaan Samudera yang terletak di Aceh yang
diawali denhan kunjungan ibnu Batutah, petualang dari Maroko. Nama Sumatera
terus berubah-ubah hingga abad ke 16 yang secara konsisten disebut sumatera
oleh catatan-catatan orang belanda dan inggris.
Sumatera
terletak di bagian gugusan kepulauan nusantara yang berbatasan dengan teluk
benggala de sebelah utara, selat malaka di sebelah timur, selat sunda di
sebelah selatan dan samudra hindia di sebelah barat. Bagian barat sumatera
dilalui oleh jalur pegunungan yang disebut bukit barisan sepanjang pulau dari
utara hingga selatan pulau.
Sebaran
flora di Sumatera adalah jenis flora asiatis seperti rotan, kayu jati,
beringin, pakis-pakisan, bunga edelwis, raflesia arnoldi, dansebagainya,
sedangkan sebaran fauna di Sumatera termasuk kedalam wilayah asiatis.
Beberapa
suku besar di Sumatera antara lain suku Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau,
Basemah, Ogan, Komering dan Lampung.
B.
Saran
Kondisi
fisik dan sosial geografis di Sumatera sangat beragam. Berdasarkan penulisan
makalah ini, maka penulis menyarankan kepada pembaca untuk dapat melengkapi
dengan sumber-sumber bacaan mengenai Sumatera lainnya agar bisa didapatkan
gambaran mengenai pulau Sumatera lebih rinci lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Rusli.(1981). Sumatra Barat hingga Plakat Panjang.
Jakarta: Sinar Harapan
Komentar
Posting Komentar