Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

jurnal 81: Memuji atau Tidak?

Di dunia ini siapa sih yang tidak kenal dengan pujian? Komentar "bajumu bagus", atau "kamu baik banget deh" setidaknya pernah kita ucapkan pada orang lain atau orang lain ucapkan pada kita, atau mungkin dari orang ketiga. Tapi, waw.. hati-hati saat mengeluarkan pujian. karena pujian itu punya efek candu. mungkin awalnya kita memuji seseorang hanya sebagai wujud terimakasih atas bantuan, menyenangkan orang lain dan sebagainya. tapi yang menerima bisa menafsirkan dengan banyak hal dan cara. salah satunya, jika kita memuji orang dengan berlebihan, atau mungkin dalam bentuk pujian yang wajar namun sering dilakukan, hal ini akan menimbulkan orang yang kita puji menjadi gila akan pujian. dan jika seseorang sudah gila akan pujian, itu artinya orang tersebut cenderung mengalami gangguan jiwa!! wew..  Eits, tapi gangguan jiwa disini bukan artinya gila ya. mereka yang gila pujian umumnya cenderung suka cari perhatian, kurang empati dan terbiasa dipuji dan memuji diri send

jurnal 80: tergantung vs mandiri

Terbiasa mencoba untuk mandiri, sepertinya secara tidak langsung bisa mempengaruhi pola pikir seseorang. Ada seseorang yang memiliki banyak saudara dengan kondisi orang tua yang sibuk di luar rumah sepanjang hari agar bisa mencukupi kebutuhan seluruh keluarga. Alhasil ia dan saudara/i nya selalu berada di rumah dan berbagi tugas untuk semua urusan di rumah. Menjalankan tugas masing-masing menjadi bagian dari hari-hari yang harus terselesaikan pada rentang waktu tertentu. tentu saja yang memantau semua kegiatan adalah yang tertua, sehingga rumah bisa tertata rapi dan bersih, serta lauk pauk tersedia setiap hari. Namun jika ada yang tidak beres, konsekuensi terletak pula pada anak tertua, yang dituntut mampu menggantikan ibu saat ibu bekerja di luar rumah membantu sang ayah. Alhasil anak tertua tentu saja akan bertindak tegas dan terkadang harus keras untuk menghadapi adik-adiknya yang sulit diatur. Terbiasa dengan pembagian tugas dan melakukan sesuatu untuk mengurus diri sendiri, ten

jurnal 32 Magang

Hi Guys.. Magang itu ternyata berat ya??? Well, sebenernya aku nggak ngerasain sih gimana magang. Secara, di prodiku nggak ada mata kuliah magangnya. Sebenernya nih cerita tentang pengalaman magang pertama teman kosku. Doi kuliah di kampus yang sama tapi prodi na tata boga . Masak-masak gitu deh ceritanya... Selama doi kuliah terutama praktek buat kuenya, itu berkah buat kami (semua anak kos), makan kue gratis gitu lho.. Hahaha. Apalagi kalo kue na yang aneh-anek alias belum pernah kami cicip alias liat doang di toko roti, Bbbeeh... Maknyus dah. Sabtu kemaren adalah hari pertama doi magang di salah satu hotel mewah di padang. Nggak tanggung-tanggung, awal magang, langsung pegang acara yang lumayan besar. Yang ngadain orang cina. Ada Judika lho yang datang buat ngisi acara disana!! (Hwaa... Iri, pengen liat juga si judika manggung secara live v(~o~)v ) Kembali kecerita temenku, karena awal magang langsung pegang acara besar, katanya si doi jadi sibuuk amir. Nggak sempat yang namany

jurnal 79: cuitan ciut

Belum ada 2 bulan sejak terakhir kali mengobati laptop yang mulai ngambek karena faktor usia. Bulan lalu 'Doracer' minta ganti HDD baru, sekarang didiagnosa mainboardnya. Keduanya diminta dalam waktu genting. Sebelumnya tepat saat deadline pengumpulan perangkat, dan sekarang tepat saat deadline pembuatan soal. Alhasil, beralih ke manual alias tulis tangan.  Ditengah keruwetan tugas-tugas yang terus bertambah, sekarang ditambah lagi dengan tidak sinkronnya NIK ama no KK. Mau ngurus sekarang lagi di perantauan. Padahal pendaftran cpns tinggal beberapa hari lagi. Nggak mungkin kelar semua urusan buat nyebrang pulau dengan tepat waktu. Belum cukup dengan itu, ditambah lagi dengan peringatan sejak awal kalau utn sudah dekat.. tidak sampai 3 bulan lagi, utn bakal merengkuh kuat, perjuangan bakal mati-matian buat bisa lolos dari rengkuhan utn setelah sebelumnya harus menyebrangi ukin. Nggak cuma itu. Self conflict terkadang ikutan nimbrung tanpa aba-aba. diumur segini masih seperti