EKOLOGI
AZAS-AZAS DAN KONSEP
MENGENAI
ORGANISASI PADA TINGKAT POPULASI
MAKALAH
OLEH:
1.
DEWI SURYANI 13178/2009
2.
IRMA 13172/2009
3.
MATUR PRASOJO
4.
RIKA ASRATUL AINI
5.
ANDRI OGI
6.
HENDRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur Penulis sampaikan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka Penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Azas-azas dan konsep-konsep mengenai organisasi pada
tingkat populasi” ini.
Pada kesempatan ini, tak lupa
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kelancaran pembuatan makalah ini, antara lain:
1.
Bapak Dedi Hermon
selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dalam proses pembuatan makalah.
2.
Kepada semua
pihak yang turut membantu dalam melengkapi isi makalah yang sebelumnya tidak
diketahui oleh Penulis.
Penulis
menyadari bahwa baik dalam penulisan maupun isi dari makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab
itu, Penulis mengharapkan sumbangan pemikiran pembaca berupa kritik dan saran
demi kesempurnaan penulisan. Penulis
berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan para
pembaca mengenai Azas dan konsep mengenai organisasi pada tingkat populasi.
Tim
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Penulisan........................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah .................................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan ..................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Azas-Azas
Mengenai Organisasi Pada Tingkat Populasi ....................... 2
B.
Konsep-Konsep Mengenai Organisasi Pada Tingkat
Populasi............... 4
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
............................................................................................. 11
B.
Saran.........................................................................................................
11
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Lingkungan berarti
semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung
mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme.
Salah satu awal ekologi adalah penyelidikan kuantitatif tentang statistik vital
populasi populasi manusia yang menyimpulkan bahwa ada faktor-faktor lain yang
ikut membatasi populasi.
Populasi terdiri dari banyak
individu yang tersebar pada rentangan geografis. Ukuran populasi ini umumnya
bervariasi dari waktu ke waktu yang memiliki tiga pola penyebaran yaitu
menggerombol, acak dan tersebar.
Populasi memiliki azas-azas dan
konsep-konsep tertentu pada organisasi atau kelompok pada taraf populasi
tersebut.untuk itu, maka Penulis akan mencoba untuk menguraikan baik azas
maupun konsep dari organisasi atau kelompok pada tingkat populasi dalam makalah
yang berjudul “Azas-Azas dan Konsep-Konsep Mengenai Organisasi Pada Tingkat
Populasi” ini.
B. Rumusan Masalah
- Apa saja Azas-Azas dari organisasi pada tingkat populasi dalam konsep ekologi?
- Bagaimana konsep-konsep mengenai organisasi pada tingkat populasi dalam konsep ekologi?
C. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui azas-azas daridari organisasi pada tingkat populasi dalam konsep ekologi?
- Untuk mengetahui konsep-konsep mengenai organisasi pada tingkat populasi dalam konsep ekologi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Azas-Azas Mengenai Organisasi Pada Tingkat Populasi
Azas-azas mengenai organisasi pada
tingkat populasi ini merupakan dasar-dasar yang terdapat dalam populasi.
Didalam suatu populasi terdapat kegiatan dari individu-individu yang mana
menjadi dasar atau syarat terjadinya suatu organisasi pada tingkat populasi
ini. Azas yang paling dasar mengenai organisasi tingkat populasi ini adalah
interaksi baik interaksi intraspesifik maupun interspesifik pada
individu-individu tersebut. Interaksi ini terbagi atas dua tipe, yaitu
interaksi positif (mutualisme, komensalisme) dan interaksi negatif (kompetisi,
predisi)
- Kompetisi
Kompetisi (tipe gangguan langsung),
yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih dalam menggunakan sumber daya
alam yang persediaannya berada dalam kondisi kekurangan. Secara umum, kompetisi
adalah proses aktif yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan bersaing
individu-individu untuk hidup dan bereproduksi. Kompetisi terjadi karena dua
hal yaitu suplai sumber yang dibutuhkan terbatas dalam hubungannya dengan
permintah arganisme, atau juga
disebabkan oleh kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak.
Tipe-tipe pengaruh dapat bervariasi
dari campur tangan langsung dengan mendatangi sumber (kompetisi interfensi)
sampai menurunkan persediaan sumber dan efisiensi eksploitasi sumber (kompetisi
eksploitasi). Kompetisi antara anggota-anggota dari spesies yang sama merupakan
kompetisi intraspesifik, sedangkan interaksi antara anggota-anggota dari
spesies yang berbeda merupakan kompetisi interspesifik.
Beberapa aspek proses kompetisi
adalah hewan tidak melihat atau mendengar kompetitor. Hewan yang memakan
tumbuh-tumbuhan siang hari mungkin berkompetisi dengan hewan yang memakan
tumbuh-tumbuhan yang sama pada malam hari bila tumbuh-tumbuhan tersebut
jumlahnya terbatas. Kebanyakan organisme yang sering dilihat atau didengar oleh
hewan, bukan kompetitor. Kompetisi pada tumbuh-tumbuhan biasanya terjadi antara
akar individu-individu tumbuh-tumbuhan.
Kompetisi (persaingan) ini terbagi
atas dua yaitu intra-spesifik dan interspesifik. Persaingan intraspesifik yaitu
persaingan yang terjadi antar individu
organisme yang berspesies sama, sedangkan persaingan interspesifik yaitu persaingan yang terjadi antar individu
organisme yang berbeda spesies.
- Predasi
Predasi atau pemangsaan, yaitu
interaksi antara dua spesies atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey atau organisme yang dimangsa)
dirugikan, sedangkan pihak lainnya (predator atau organisme yang memangsa)
beruntung.
Pemangsaan berjalan menurut hukum
alam. Adanya asosiasi antara prey dan predator menunjukkan bahwa populasi prey
itu akan ditentukan oleh besar kecilnya populasi predator, dan populasi
predator akan ditentukan oleh ketersediaan prey.
Parasitoid tidak termasuk kedalam
predator, untuk berkembang mereka cukup meningkatkan hubungan erat denganinang
agar mereka tetap hidup dan terus
menerus menyediakan makanan bagi mereka. Parasitoid adalah organisme yang
bersifat parasit yang secara berangsur-angsur membunuh inangnya.
Predasi merupakan proses yang
penting yang salah satunya membuat berkurangnya keberlimpahan. Predasi juga
merupakan kekuatan sefektif, dan banyak adaptasi dalam organisme seperti warna
tanda bahaya dapat dijelaskan melalui ko-evolusi pemangsa-mangsa.
- Simbiosis dan Mutualisme
interaksi yang saling menguntungkan
sering disebut simbiosis, tetapi juga disebut protokooperasi atau mutualisme.
Mutualisme adalah interaksi yang mendorong kepatutan dari kedua spesies yang
saling berinteraksi. Interaksi ini dapat berlangsung sangat erat maupun
renggang. Mutualisme ini merupakan interaksi antaradua atau lebih spesies yang
masing-masing saling memperoleh keuntungan adanya asosiasi, dan perlu dicatat
bahwa masing-masing spesies memang saling membutuhkandan merupakan keharusan
untuk berasosiasi.
Model-model mutualisme mengasumsikan
bahwa populasi tumbuh sesuai dengan persamaan logistik, tetapi laju
pertumbuhannya meningkat dengan adanya populasi lain. Mutualisme dapat
meningkatkan atau menurunkan jangkauan habitat yang dapat dimanfaatkan dalam
niche utama (pokok) dari anggota-anggota.
a.
Simbiosis mutualisme
Hubungan dari kedua spesies ini begitu eratnya sehingga
bila dipisahkan kehidupan mereka menjadi merana. Beberapa contoh simbiosis
mutualisme adalah pohon dengan jamur, bakteri dengan akar tumbuhan polong-polongan,
bakteri usus dengan herbivora, semut dengan pohon akasia.
b.
Mutualisme non-simbiosis
Disamping hubungan yang sangat erat (simbiosis), ada juga
hubungan antara dua organisme yang tidak
begitu erat, namun masih menguntungkan. Hubungan seperti ini terjadi pada
hubungan penyerbukan dan penyebaran biji.
- Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan
diantara dua organisme, yang satu beruntung sedangkan organisme yang lainnya
tidak berakibat apa-apa (tidak rugi). Liana, anggrek, dan epifit banyak dijumpai
di hutan-hutan tropis, dan hal itu merupakan contoh dari tipe interaksi
komensalisme. Mereka menggunakan tetumbuhan lain sebagai penopang tetapi tidak
merugikan tumbuhan penopang kecuali
merupakan kecuali kemungkinan yang terjadi hanya penaungan.
- Amensalisme
Amensalisme merupakan keadaan yang
berlawanan dengan komensalisme, yaitu hubungan antara dua organisme yang mana
satu pihak dirugikan sedangkan pihak lainnya tidak berakibat apa-apa (tidak
rugi dan tidak untung). Pada kebanyakan kasus, organisasi yang dirugikan
disebabkan oleh bahan kimia yang dikenal sebagai allelopathy. Zat-zat kimia
atau bahan organik yang bersifat allelopathy dapat dibagi menjadi dua golongan
berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain yaitu Autotoxic
(berasal dari suatu jenis tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat
pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama jenisnya) dan
Antitotic (berasal dari tumbuhan yang dapat mematikan atau menghabat
pertumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
B. Konsep-Konsep Mengenai Organisasi Pada Tingkat Populasi
Populasi berasal dari bahasa Latin,
yaitu populus yang berarti rakyat atau penduduk. Suatu organisme tidak
dapat hidup sendirian, akan tetapi harus hidup bersama-sama dengan organisme
lain, baik dengan organisme sejenis maupun dengan organisme tidak sejenis dalam
suatu habitat. Masing-masing kelompok kecil dalam komunitas biotik dinamakan
populasi. Pada populasi ini mempunyai
tingkat organisasi yang lebih tinggi daripada individu-individu organisme dan
merupakan kesatuan yang nyata karena memiliki ciri-ciri atau karakteristik unik
yang dimiliki populasi dan bukan milik individu dalam populasi.
Karakteristik yang dimiliki populasi
antara lain densitas (kepadatan atau kerapatan), natalitas (angka kelahiran),
mortalitas (angka kematian), laju kenaikan populasi, umur, sex ratio,
serta agregasi. Populasi juga memiliki karakteristik genetik yang secara
langsung berhubungan dengan ekologinya, misalnya sifat adaptif, keserasian
reproduktif, dan ketahanan. Selain itu, distribusi atau penyebaran intern juga
merupakan karakteristik penting dari populasi.
1.
Densitas Populasi
Densitas populasi adalah besarnya
populasi dalam suatu unit ruang, yang pada umumnya dinyatakan sebagai jumlah
individu-individu dalam setiap unit luas atau volume. Densitas ini juga sering disebut sebagai
kerapatan atau kepadatan populasi.
Densitas populasi dapat dibedakan
atas densitas kasar dan densitas spesifik (Gopal dan Bhardwaj, 1979).
- Densitas kasar diukur pada suatu tempat dan waktu tertentu sehingga dinyatakan sebagai jumlah organisme per seliruh luas daerah yang dikaji.
- Densitas spesifik, yaitu jumlah individu organisme per luas habitat atau jumlah individu organisme per satuan ruang atau tempat yang tersedia dan benar-benar diduduki oleh individu-individu anggota populasi tersebut. Densitas spesifik ini juga sering disebut dengan densitas ekologi.
Densitas populasi dipengaruhi oleh
banyak faktor lingkungan , dan kelahiran, kematian, emigrasi dan imigrasi.
Namun, emigrasi dan imigrasi berpengaruh kecil pada densitas populasi tumbuhan
karena terjadi pada tingkat bakal kehidupan (biji, buah, dan spora). Pada
binatang, emograsi dan imigrasi merupakan faktor yang berpengaruh besar
terhadap densitas populasi binatang seperti burung, ikan, serangga dan
sebagainya.
2.
Natalitas Populasi
Natalitas adalah reproduksi individu
baru dari suatu populasi atau kemampuan populasi untuk bertambah. Natalitas
dapat dibedakan atas dua hal, yaitu laju kelahiran kasar dan laju kelahiran
spesifik.
- Laju kelahiran kasar yaitu jumlah kelahiran dalam populasi.
- Laju kelahiran spesifik yaitu kecepatan kelahiran untuk organisasi dari umur atau jenis kelamin tertentu.
Natalitas merupakan suatu kecepatan
tumbuh populasi yang diperoleh dari jumlah individu-individu baru yang dihasilkan
per unit waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi natalitas populasi antara lain
sebagai berikut.
1)
Perbandingan jenis kelamin dan
kebiasaan kawin
2)
Umur perkembangbiakan maksimum
3)
Umur perkembangbiakan minimum
4)
Jumlah sarang pertahun
5)
Jumlah anak persarang atau jumlah
telur persarang
6)
Densitas populasi itu sendiri
3.
Mortalitas Populasi
Mortalitas (angka kematian), yaitu
jumlah penduduk yang mati dalam populasi untuk suatu periode waktu tertentu.
Dapat dikatakan bahwa mortalitas merupakan kebalikan dari natalitas, dan angka
mortalitas ekuivalen dengan angka kematian pada demografi manusia.
Mortalitas dan natalitas keduanya
menentukan pertumbuhan populasi. Populasi tumbuh jika natalitas melebihi
mortalitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas dikelompokkan menjadi
empat golongan, yaitu:
- Faktor-faktor yang mematikan , yaitu yang secara langsung dapat mematikan atau mengurangi populasi seperti predasi (pemangsa), pemburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.
- Faktor-faktor kesejahteraan, yaitu yang erhubungan dengan kualitas lingkungan hidup.
- Faktor-faktor berpengaruh, yaitu yang mempengaruhi keadaan kualitas dan kuantitas makanan, minuman (air), udara, pelindung, dan ruang atau tempat hidup.
- Kematian karena umur yang telah tua.
4.
Laju Kenaikan Populasi
Perbedaan antara natalitas dengan
mortalitas akan menentukan laju kenaikan populasi. Jika mortalitas benilai nol,
maka populasi akan meningkat secara logaritmik pada jumlah yang sangat banyak.
Akan tetapi, kenyataannya di alam terdapat banyak faktor lingkungan (sebagai
tahanan lingkungan) yang dapat memelihara densitas atau pertumbuhan populasi
pada batas tertentu sesuai dengan sumber daya alam yang tersedia. Kemampuan
lingkungan yang demikian disebuat sebagai daya dukung lingkungan.
Perbedaan antara potensi biotik
(potensi biologis) dengan daya lingkungan disebabkan karena adanya tahanan
lingkungan. Tahanan lingkungan merupakan gabungan dari semua faktor ekologi
yang berpengaruh terhadap peningkatan
mortalitas atau penurunan natalitas. Dengan demikian, secara teoritis
pertumbuhan populasi akan mengikuti bentuk kurva logistik.
5.
Penyebaran Umur
Penyebaran umur merupakan salah satu
karakteristik populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas, karena
perbandingan dari berbagai golongan individu-individu di dalam populasi akan
menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung pada populasi dan
menyatakan kondisi yang dapat diharapkan pada masa mendatang.
Menurut Bodenheimer, populasi dapat
dibagi menjadi tiga kelas umur (umur ekologi), yaitu sebagai berikut.
- Prareproduktif, yaitu populasi yang sebagian besar anggotanya adalah individu-individu berumur muda.
- Reproduktif, yaitu populasi yang sebagian besar anggotanya individu-individu berumur sama dengan umur rata-rata populasi.
- Pascareproduktif, yaitu populasi yang sebagian besar anggotanya adalah individu-individu berumur tua.
Ukuran populasi tidak hanya
dipengaruhi oleh distribusi individu menurut kelompok umur tetapi juga
dipengaruhi oleh perbandingan jenis kelamin, yaitu perbandingan jumlah jantan dan
betina dalam suatu populasi yang biasanya dinyatakan dengan jumlah jantan
terhadap 100 ekor betina.
Menurut Cortlen (1925 dalam Odum,
1993) bahwa populasi memiliki kecenderungan berkembang kearah struktur yang
mantap, yaitu kondisi perbandingan jumlah individu-individu organisme
penyusunnya dengan kelas umur berbeda yang cenderung tetap. Akan tetapi, jika
perubahan lingkungan yang teerjadi bersifat permanen, maka akan mengakibatkan
terbentuknya populasi dengan struktur dan penyebaran umur yang baru atau
berbeda dengan populasi sebelumnya.
6.
Distribusi (Penyebaran)
Intern
Distribusi intern terbagi atas tiga
pola, yaitu distribusi acak (random), distribusi seragam (uniform), dan
distribudi bergerombol (clumped).
a.
Distribusi acak
Terjadi apabila kondisi lingkungan
seragam, tidak ada kompetisi yang kuat antarindividu anggota populasi, dan
masing-masing individu tidak memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri.
b.
Distribusi seragam
Terjadi apabila kondisi lingkungan
cukup seragam di seluruh area dan ada kompetisi yang kuat antara individu
anggota populasi sehingga mendorong terjadinya pembagian ruang yang sama.
c.
Distribusi bergerombol
Merupakan distribusi yang umum
terjadi di alam, baik bagi tumbuhan maupun bagi binatang. Distribusi
bergerombol terjadi karena berbagai sebab antara lain sebagai berikut.
a)
Kondisi lingkungan jarang yang seragam, meskipun pada area yang sempit.
b)
Pola reproduksi dari suatu
individu-individu anggota populasi
c)
Perilaku hewan cenderung membentuk suatu ketahuan atau membentuh koloni.
Distribusi bergerombol dapat
meningkatkan kompetisi didalam meraih unsur hara, makanan, ruang, dan cahaya.
Di dalam pola distribusi bergerombol ternyata tiap-tiap kelompok ada
kemungkinan tersebar secara acak, seragam, ataupun secara berkumpul. Oleh
karena itu, tipe distribusi secara keseluruhan dapat terjadi: secara acak,
seragam, bergerombol secara acak , bergerombol seragam, dan bergerombol
berkumpul. Odum (1993) mengemukakan bahwa agregasi atau penggerombolan
individu-individu organisme anggota populasi terjadi akibat beberapa hal,
antara lain:
a)
Menanggapi adanya perubahan cuaca harian atau musiman.
b)
Menanggapi perbedaan kondisi habitat setempat.
c)
Sebagai akibat dari proses reproduksi
d)
Sebagai akibat daya tarik sosial.
7.
Dispersi Anggota Populasi
Dispersi atau perluasan anggota
populasi adalah gerakanindividu anggota populasi atau anak-anaknya atau bakal
kehidupan lainnya (buah, biji, spora, larva dan sebagainya) kedalam atau keluar
daerah populasi. Dispersi individu anggota populasi dapat terjadi melalui tiga
bentuk yaitu emigrasi, imigrasi dan migrasi.
- Emigrasi, yaitu gerakan individu-individu anggota populasi atau anak-anaknya atau bakal kehidupan lainnya keluar batas daerah populasi, sehingga menyebabkan densitas populasi. Emigrasi merupakan gerakan satu arah ke luar batas daerah populasi.
- Imigrasi, yaitu gerakan individu-individu anggota populasi atau anak-anaknya atau bakal kehidupan lainnya kedalam batas-batas daerah populasi, sehingga menyebabkan densitas populasi bertambah. Imigrasi merupakan gerakan satu arah kedalam batas daerah populasi.
- Migrasi, yaitu gerakan individu anggota populasi atau anak-anaknya atau bakal kehidupan lainnya kedalam dan keluar batas daerah populasi, sehingga menyebabkan densitas populasi berubah-ubah setiap saat. Migrasi merupakan gerakan dua arah kedalam dan keluar batas daerah populasi atau merupakan gerakan datang dan pergi secara periodik.
Dispersi individu-individu anggota
populasi berpengaruh terhadap kondisi populasi
seperti pada densitas populasi. Akan tetapi, mengingat dispersi populasi
itu terjadi secara berangsur-angsur sehingga perubahan densitas populasi sering
tidak dirasakan atau berpengaruh kecil terhadap seluruh populasi terutama jika
satuan populasinya besar.
8.
Isolasi dan Teritorialitas
Isolasi, yaitu pengucilan individu
anggota populasi oleh yang lainnya dalam suatu populasi. Isolasi terjadi karena
adanya persaingan antara individu-individu yang berbeda jenis terhadap sumber
daya alam yang persediaannya sedikit. Adanya isolasi tersebut akan menyebabkan
individu atau kelompok jenis masing-masing akan membatasi akan membatasi
kegiatan mereka pada suatu daerah tertentu dan berusaha ingin mempertahankan
daerah tersebut yang dinamakan sebagai teritorialitas, sedangkan wilayah atau
daerah yang dipertahankan oleh individu-individu tersebut merupakan daerah
teritori yang dapat merupakan seluruh atau sebagian dari daerah tempat
organisme hidup secara normal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi pada tingkat populasi
memiliki azas-azas dan konsep-konsep. Azas-azas disini dapat juga diartikan
sebagai dasar-dasar atau syarat terciptanya organisasi pada tingkat populasi.
Yang termasuk kedalam azas mengenai
organisasi pada tingkat ekologi ini yang
paling utama yaitu adnya interaksi. Interaksi terbagi atas lima yaitu adanya
interaksi berupa kompetisi (persaingan), Predasi, Simbiosis mutualisme,
Komensalisme dan Amensalisme.
Konsep-konsep mengenai organisasi
pada tingkat populasi meliputi pengertian dan karakteristik dari populasi ini
sendiri. Karakteristik ini antara lain meliputi densitas populasi, natalitas,
mortalitas, laju kenaikan populasi, penyebaran umur, distribusi intern,
dispersi anggota populasi, serta isolasi dan teritorialitas.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penulisan
makalah ini, maka penulis menyarankan kepada pembaca untuk dapat melengkapi
meliputi azas-azas dan konsep-konsep mengenai organnisasi (kelompok) pada
tingkat populasi ini dari berbagai sumber lainnya karena tim penulis hanya
dapat menyimpulkan secara singkat saja sehingga materinya masih belum sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto, Tisno. 1989. Ekologi
dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan.
Jakarta: Bumi aksara
McNaughton, S.J dan Larry L.Wolf. Ekologi
Umum. Yogyakarta: Gadjah Media University
Komentar
Posting Komentar