Bulan Ramadhan.. emang bulan yang penuh dengan hikmah dan hidayah..
Tahun-tahun lalu paling lama hanya satu minggu lebih aku berada diperantauan untuk kuliah saat bulan puasa berlangsung. tidak begitu terasa memang. dan alhasil aku selalu shalat tarawih di mesjid dekat rumah, yang kalau dipikir-pikir berjalan dengan cepat karena jam setengah sembilan malam sudah selesai dan pulang kerumah buat tadarus bersama kakak dan adikku. Tidak ada yang namanya ceramah ramadhan kecuali saat ada safari ramadhan atau malam nuzul qur'an. selebihnya rutinitas yang ada adalah shalat isya, tarawih, witir, pulang atau tadarus bersama.
Bulan puasa ini sedikitada kegiatan tambahgan karena aku menjalani di perantauan. pertama kali datang ke mesjid a, terasa lama sekali terutama karena penceramah seperti membaca dongeng sebelum tidur. alhasil, banyak komentar yang keluar di kepalaku yang sibuk membanding-bandingkan antara efisien waktu, isi ceramah, dan lain-lain. sebenarnya its ok, but mungkin karena aku sedang capek dan jeda terlalu lama, aku jadi komentar ini itu.
selanjutnya hari kedua di mesjid b, yang ternyata lebih bisa kuterima. tidak terlalu lama seperti malam sebelumnya dan isi ceramahnya jelas, yaaah, walaupun waktu pulang tetap sama yaitu jam setengah 10 malam. tapi sikap saling menghargai dari orang-orang di mesjid itu yang ku suka. hingga akhirnya malam ketiga juga kukunjungi. jujur aku dulu sangat suka mendengar ceramah, apalagi waktu zaman Aa Gym masih ceramah setiap minggu di sctv dulu. asik. cuma karena sudah lama tidak mendengar, sekali-kali mendengar eh ternyata ustadnya lebay n kurang asik pluss sama rata cara ceramahnya, jadi aku mulai bosan. (kesamber setan kali yaa... :-P ) well, belakangan ini berteman dengan seorang teman yang sedang insyaf n banyak memberi motivasi, aku jadi kebawa lagi, walaupun jujur saja terkadang masih malas mendengarkan hal yang sama berulang-ulang. tapi aku coba terima dulu. Hingga akhirnya, malam ini, saat aku duduk diantara jemaah lain yang mengikuti tausiyah ramadhan, tiba-tiba terpikir di kepalaku. kenapa aku sempat merasa malas melakukan hal ini? mendengar ceramah, duduk berlama-lama di mesjid mendengarkan ustad menyampaikan tausiyahnya? padahal, hal ini sangat menentramkan? ya, setelah dipikir-pikir, selama aku duduk di dalam mesjid yang menurutku terasa nyaman, aku merasa tentram. dan kuakui aku menikmati saat menunggu selesai sambil mendengarkan isi ceramah yang belakangan membuatku bosan karna isinya selalu sama. Dan kali ini kuakui aku salah. dalam seminggu ini aku mulai terbiasa dengan rutinitas yang biasanya selalu ku keluhkan karna merasa bosan. mungkin dulu aku selalu menjudge tanpa mencoba dulu. padahal mencoba untuk kebaikan tidak ada ruginya.
inti dari ceritaku ini, pertama, jangan menjudge hal-hal baik itu membosankan tanpa kita tahu betapa menyenangkan dan menentramkan jiwa. dan kedua, untuk menerima suatu kebiasaan memang butuh waktu. setidaknya cobalah dalam waktu satu minggu secara rutin. walaupun perasaanmu bilang malas, membohongi diri, padahal yang dilakukan adalah hal benar dan baik, mungkin itu bukan kata hatimu, tapi bisikan sisi buruk manusia. insyaallah jika kita paksa diri kita melakukan hal itu terus menerus secara rutin beberapa kali, kita akan mulai terbiasa dan merasa hal itu adalah hal yang menyenangkan.
Tahun-tahun lalu paling lama hanya satu minggu lebih aku berada diperantauan untuk kuliah saat bulan puasa berlangsung. tidak begitu terasa memang. dan alhasil aku selalu shalat tarawih di mesjid dekat rumah, yang kalau dipikir-pikir berjalan dengan cepat karena jam setengah sembilan malam sudah selesai dan pulang kerumah buat tadarus bersama kakak dan adikku. Tidak ada yang namanya ceramah ramadhan kecuali saat ada safari ramadhan atau malam nuzul qur'an. selebihnya rutinitas yang ada adalah shalat isya, tarawih, witir, pulang atau tadarus bersama.
Bulan puasa ini sedikitada kegiatan tambahgan karena aku menjalani di perantauan. pertama kali datang ke mesjid a, terasa lama sekali terutama karena penceramah seperti membaca dongeng sebelum tidur. alhasil, banyak komentar yang keluar di kepalaku yang sibuk membanding-bandingkan antara efisien waktu, isi ceramah, dan lain-lain. sebenarnya its ok, but mungkin karena aku sedang capek dan jeda terlalu lama, aku jadi komentar ini itu.
selanjutnya hari kedua di mesjid b, yang ternyata lebih bisa kuterima. tidak terlalu lama seperti malam sebelumnya dan isi ceramahnya jelas, yaaah, walaupun waktu pulang tetap sama yaitu jam setengah 10 malam. tapi sikap saling menghargai dari orang-orang di mesjid itu yang ku suka. hingga akhirnya malam ketiga juga kukunjungi. jujur aku dulu sangat suka mendengar ceramah, apalagi waktu zaman Aa Gym masih ceramah setiap minggu di sctv dulu. asik. cuma karena sudah lama tidak mendengar, sekali-kali mendengar eh ternyata ustadnya lebay n kurang asik pluss sama rata cara ceramahnya, jadi aku mulai bosan. (kesamber setan kali yaa... :-P ) well, belakangan ini berteman dengan seorang teman yang sedang insyaf n banyak memberi motivasi, aku jadi kebawa lagi, walaupun jujur saja terkadang masih malas mendengarkan hal yang sama berulang-ulang. tapi aku coba terima dulu. Hingga akhirnya, malam ini, saat aku duduk diantara jemaah lain yang mengikuti tausiyah ramadhan, tiba-tiba terpikir di kepalaku. kenapa aku sempat merasa malas melakukan hal ini? mendengar ceramah, duduk berlama-lama di mesjid mendengarkan ustad menyampaikan tausiyahnya? padahal, hal ini sangat menentramkan? ya, setelah dipikir-pikir, selama aku duduk di dalam mesjid yang menurutku terasa nyaman, aku merasa tentram. dan kuakui aku menikmati saat menunggu selesai sambil mendengarkan isi ceramah yang belakangan membuatku bosan karna isinya selalu sama. Dan kali ini kuakui aku salah. dalam seminggu ini aku mulai terbiasa dengan rutinitas yang biasanya selalu ku keluhkan karna merasa bosan. mungkin dulu aku selalu menjudge tanpa mencoba dulu. padahal mencoba untuk kebaikan tidak ada ruginya.
inti dari ceritaku ini, pertama, jangan menjudge hal-hal baik itu membosankan tanpa kita tahu betapa menyenangkan dan menentramkan jiwa. dan kedua, untuk menerima suatu kebiasaan memang butuh waktu. setidaknya cobalah dalam waktu satu minggu secara rutin. walaupun perasaanmu bilang malas, membohongi diri, padahal yang dilakukan adalah hal benar dan baik, mungkin itu bukan kata hatimu, tapi bisikan sisi buruk manusia. insyaallah jika kita paksa diri kita melakukan hal itu terus menerus secara rutin beberapa kali, kita akan mulai terbiasa dan merasa hal itu adalah hal yang menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar