Ruang 33
Suatu hari, Dee duduk di sebuah ruang yang biasanya sangat sepi dan nyaman untuk ia menikmati kesendirian dan memikirkan segala hal. Tempat sepi yang jarang dikunjungi banyak orang dan tempat yang menjadi favoritnya sejak pertama kali ia memasuki kampus. Saat memulai hari, ia merencanakan untuk menikmati hari yang sepi untuk memikirkan semua tugas akademik dan non-akademiknya di kampus. Dee memasuki ruangan dengan sangat santai dan rileks.Menit-menit pertama adalah hal yang paling menyenangkan baginya untuk hari itu. Sambil bersenandung dalam hati, ia terus memencet-mencet tuts di laptopnya. sambil membolak-balik halaman buku yang menjadi sumber tugasnya, ia larut dalam kesenangannya sendiri. Tak mempedulikan hari yang telah beranjak sore, ia terus larut dalam pikirannya sendiri.
Namun, hal itu terjadi. Jam telah menunjukkan pukul 3.30 PM. Tak sengaja olehnya terdengar suara dengungan seperti sirine kereta api. Awalnya tak ada yang terasa janggal olehnya. Jadi, sambil terus menotak-atik internet, sesekali ia mengajak bicara salah seorang temannya yang kebetulan juga sedang ada di sana.
"Ze, dengar nggak tuh? Tumben tuh lama amat suara kereta apinya ya?" Tutur Dee saat melihat Ze sudah mulai membereskan barang bawaannya. Kelihatannya Ze sudah akan pulang.
"Ah, mana ada kereta lewat jam segini." Sahut Ze.
"Itu, coba deh dengar," Ucap Dee. Dengan terpaksa, Ze menghentikan kegiatannya yang sedang mengumpulkan barang bawaannya. selama beberapa saat sepi tak ada suara apapun lagi yang terdengar di ruangan itu.
"Nggak ada kok, Dee, mau nakut-nakuti ya," Tutur Ze sambil mencibir. Sudah menjadi rahasia umum kalau Ze adalah orang yang paling penakut diantara teman-temannya yang lain, dan Dee adalah yang paling suka menjahilinya.
"Iya sekarang sudah berhenti, tadi ada. Eh, eh, tuh kedengaran lagi," seru Dee saat terdengar suara sirine Kereta api lagi. Ze sudah berada di ambang pintu. Ze hanya melenguh dan terus beranjak keluar.
"Haahh.. Sudah lah Dee, Aku pulang duluan ya," Ucapnya dan langsung pergi meninggalkan ruangan.
Sirine terus berbunyi selama hampir satu menit. Walau penasaran, Dee terus meneruskan yang sedng dikerjakannya tanpa mencari tahu asal bunyi. Tak lama dari itu, suara sirine kereta api berganti menjadi suara panjang perempuan sepeti suara tawa satu nada beberapa kali dengan lama hampir satu menit setiap bunyinya dengan vocal yang berbeda. Dee masih tetap mencoba berkonsentrasi pada apa yang telah dikerjakannya. Mencoba terus berkonsentrasi. Kemudian, suara itu berganti dengan suara panjang laki-laki yang juga seperti suara tawa. Karena memang tugas yang belum selesai, ia putuskan untuk membohongi diri sendiri bahwa ia tak mendengar apapun di ruangan ini.
Semakin sore, suara terdengar semakin ramai diluar. Karena sudah tidak bisa berkonsentrasi dan orang yang memang sedari tadi ditunggunya tak kunjung datang, Dee memutuskan untuk melihat sumber suara. Dee pun keluar untuk mencari sumber suara. Dee berdiri di depan pintu dan melihat kesegala arah.
Dan yang ia lihat...
Sepi..
To Be Continued
Komentar
Posting Komentar