Langsung ke konten utama

Jurnal 18, lagu Panah Asmara by Afgan


Hari Bersama
SO7

Hari telah berganti
Tak bisa kuhindari
Tibalah saat ini bertemu dengannya
Jantungku berdegup cepat
Kaki bergetar hebat
Akan kah aku ulangi
Merusak harinya
Mohon tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan
Tuk menatap matanya
Mohon tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya
Kau tahu betapa aku
Lemah dihadapannya
Kau tahu berapa lama
Aku mendambanya

Hmm, ini dia salah satu lagu SO7 yang aku suka. Video klipnya lucu. Pokoknya fress deh.. emang anak sekolahan banget sih, tapi tetep aja lucu.. aku suka.. :-D
By the way, kalau ngomongin masalah anak sekolahan, hmm, aku punya kisah tentang pengalaman yang mirip dengan isi lagu ini. Hihihi, pokoknya lucu deh. Eits, lagi-lagi ini pengalaman dari orang lain yang memberikan hiburan dan pelajaran tentunya.
Well, waktu itu aku masih duduk dibangku SMA, yaa, kira-kira kelas dua gitu. Kebetulan saat itu di kelasku ada 4 anak yang namanya sama denganku. Well, kalian tahu kalau aku “Dee”, so anggap saja nama temanku itu D2, D3 dan D4. Well, ini cerita tentang temanku yang D2. Saat baru-baru masuk kelas 2, kami semua berasal dari kelas yang berbeda. Karena kelas satu totalnya ada 7 kelas, anggap saja teman yang berasal dari kelas yang sama denganku saat kelas satu sekitar 30% karena memang mayoritas adalah teman sekelasku saat duduk di kelas satu.
Well, saat pelajaran biologi dimulai, kami semua dibagi menjadi beberapa kelompok untuk praktikum. Dan aku satu kelompok dengan D2, dan dua teman pria ku yang lain. Anggap saja namanya Fad dan RCP. Aku, D2 dan Fad berasal dari kelas yang sama, sedangkan RCP dari kelas yang berbeda. Setelah beberapa kali selalu duduk berdekatan berempat saat mata pelajaran biologi saat itu, akhirnya kami jadi bisa berkomunikasi dengan santai dan tidak kaku karena ada Fad yang memang sifatnya ramai dan supel. Hanya saja, RCP tidak begitu welcome dengan kami. Menurutku saat itu dia sedang mempertahankan imagenya yang cool gitu. So, yah, aku sih maklum saja. Karena memang wajahnya yang mendukung serta otaknya yang belakangan kuketahui, waw, cerdas boo’. Sampai-sampai dia ngalahin si juara umum yang selalu bertahan sejak kelas satu. Well, jujur, I think he is,, wow. Just that. Wajar aja kalau –bisa dibilang- seluruh anak cewek di sekolah, termasuk para kakak kelas kelepek-kelepek alias naksir dia.  Hihihi.. klise banget ya. Sinetron gitu, tapi emang beneran lho.. kisah nyata!! LOL
Well, setelah beberapa saat yang menurutku cukup lama, akhirnya D2, sebagaimana teman-teman dekatku lainnya, mulai curhat padaku. Di mulai dari praktikum pembedahan unggas (saat itu kami memakai burung dara, aku kasihan melihat si burung, burung dara khan lucu n cantiiik..), karena dalam satu kelompok kami bagi tugas berdua-dua, D2 meminta padaku agar aku bertugas bersama Fad. “Kenapa tuh?” tanyaku saat itu yang memang kurang tangkap mengenai hal sebenarnya. Maklum, hampir semua murid perempuan dikelasku bersikap sama terhadap RCP. Bahkan seorang sahabatku, anggap saja namanya Vit, terang-terangan padaku bahwa dia naksir RCP dan akan menyatakan perasaannya pada RCP saat studi lapangan nanti yang tentu saja ku sambut dengan cengiran dan celetukan “masa’ cewek yang ngomong duluan”. Yah, walaupun kata beberapa orang itu adalah hal klise, tetap saja aku tidak setuju kalau perempuan yang “nembak” duluan.  Kesannya tuh cewek ngebet banget and gimanaa gitu. Well, itu sih penilaian pribadi aja.
So, saat kutanya kenapa pembagian tugasnya gitu, dia bilang ada proyek hati nih. Tentu saja aku tertawa mendengarnya. Dan aku hanya mengangguk tanda mengerti. Hanya saja aku ragu, apa RCP mau? Karena setahuku, RCP sering kesal ama D2  karena selalu harus bekerja menyelesaikan tugas 2 kali karena jadi kacau. Sedangkan aku dan Fad hanya menertawakan mereka jika RCP mulai memasang wajah masam dan lebih memilih bekerja sendiri atau minta bantuanku, karena tugas Fad memang sering kali tidak bisa diganggu gugat.
Well, setelah kusetujui, D2 langsung mendekati Fad dan menyampaikan pembagian tugas untuk kami. “Haah, yakin lo, RCP yang bedah lho, itu baru kami sembelih burung daranya, yang bedah dia,” tutur Fad dengan gayanya yang agak kayak perempuan sambil tertawa ngakak. Yep, kami semua tahu kalau D2 paling nggak mau yang gitu. “Aa? Biasa juga Dee ama lu yang bedah, rebutan lagi. Kalian aja yang bedah, biar RCP ama gua yang amati serangga and ngisi tabel,” pinta D2 dengan gaya manjanya. Aku hanya nyengir dan menambahkan bahwa aku oke – oke aja mau ngamati atau bedah. Bahkan ngamati serangga lebih menarik minatku karena kerjanya Cuma sedikit dan tidak perlu memakai sarung tangan karet, karena bisa dilihat saja. Dan aku ber high five dengan Fad pertanda oke dan kompak. D2 hanya manyun.
Saat praktikum berlangsung, baru satu serangga yang ku amati, terdengar dari seberang meja suara manja D2 yang terus menjawab ucapan RCP, tidak mau  menyentuh model bedah dengan alasan tidak membawa sarung tangan karet. Fad menyenggolku dan memberi kode agar RCP tidak ngambek dan masam lagi seperti praktikum yang lalu, sungguh buruk.
“D2, pake sarung tangan gua ajalah, aku nggak pake juga bisa, Cuma nulis doank kok.” Ucapku saat itu.  Bukannya menerima dan langsung memakai untuk membantu RCP, D2 malah hanya memandangi sarung tangan karet milikku dan burung dara secara bergantian.
“Alah, Dee, lu ajalah yang bantu gua bedah, D2 biar dengan Fad, nggak enak kalau fad yang ngerjain ini lagi, khan biar gantian,” Celetuk RCP tanpa menoleh. Aku diam karena melihat D2 memasang wajah masam dan menyambut sarung tangan karetku. RCP berbalik dan langsung menggapit sarung tangan itu dengan sikunya dan menjatuhkan kembali ketanganku dan mendorongku dengan bahunya. Sambil mengangkat bahu, aku memakai kembali sarung tanganku dan mulai membantu RCP membedah dan memilah-milah organ tubuh unggas malang tersebut. Dari belakang Fad berteriak memanggil D2 untuk ikut membantunya. Kulihat jelas. Gawat, D2 bakal marah nih.
Insiden pertama, rencana D2 gagal untuk proyek hatinya.
Well, praktikum selanjutnya kembali, yaitu menghitung denyut nadi pergerakan pupil mata, gerak refleks dan sebagainya, dan dilabor kembali. Sayangnya waktu yang diberikan oleh guru kami sangat terbatas plus laporan yang harus dikumpul hari itu juga. Jadi, lagi-lagi kami membagi tugas.
Fad berlari mengitari labor dan ku hitung denyut nadinya permenit. D2 memandangi papan yang jaraknya sekitar 15 meter untuk mengetahui pergerakan pupil mata dan RCP yang mengamati. D2 bilang, dengan melihat mata seseorang dia akan tahu apakah ia menyukai sebagai seorang “gadis” atau sebagai “teman” atau biasa saja dalam arti nothing feel. Jadi ia ingin RCP melihat matanya sehingga menyadari keberadaannya.  Aku dan Fad yang mengetahui itu hanya cekakakan tak henti-henti hingga hampir keluar air mata. Kasihan D2. Setelah aku dan Fad selesai dengan tugas kami, kami menghampiri D2 dan RCP  untuk meminta data  untuk melengkapi laporan yang sudah kami berdua buat setengah jalan dan hanya kekurangan data yang diambil oleh RCP dan D2. Saat melihat keadaan mereka berdua, aku dan Fad tertawa terbahak-bahak melihat RCP yang terus mengusap lututnya sambil meringis. D2 sedang ke toilet saat itu karena kram perut. Saat kami tanya kenapa, ternyata saat menguji gerak refleks dengan memukul lutut, D2 menjatuhkan palu kelutut RCP dan kakinya dan membuat RCP refleks bergerak kebelakang hingga akhirnya kepalanya terbentur tiang. Lagi-lagi.. batinku yang tidak ku keluarkan. Aku dan Fad hanya tertawa saja dan meminta data yang telah mereka ambil. Dengan kesal RCP mengeluh bahwa uji gerak refleks dan pupil mata belum selesai dilakukan. Kalau gerak refleks kami tahu hanya dengan melihat keadaan RCP. Tapi gerak pupil mata? Kenapa belum bro?
Olala.. ternyata lagi-lagi D2. Hmm. Saat itu aku yakin, kalau seperti difilm film, kalau RCP terus merasa kesal karena D2, ujung-ujungnya bakal jadi. Alasan RCP mereka belum menyelesaikan uji adalah D2 tidak bisa membedakan mana yang pupil dan bagaimana pergerakannya, dan kalau RCP mencoba menguji matanya, D2 selalu berkedip. Oh no! seruku dan Fad. Again and again.. well, karena Fad sedang sakit mata, alhasil yang menjadi objek pengamatan adalah mataku. Sebenarnya aku maunya biar mara RCP aja, tapi bahkan Fad dan RCP kompak mengatakan mataku lebih jernih dan mudah dilihat pupilnya. Well, dengan terpaksa aku bersedia. Hanya saja aku merasa tidak enak, selain terhadap D2, juga terhadap RCP dan diriku sendiri. Karena pengamatan dilakukan dengan melihat benda yang jauh dan kemudian menatap sang pengamat. Apalagi, menurutku RCP terlalu lama mengamati, nih orang tahu apa yang diamati atau nggak sih? Itu yang ada dibatinku saat itu. Bahkan, karena pertama kali saling menatap antar mata dengannya aku jadi jengah dan gugup. Kalau lebih lama dari ini, bisa gawat! Batinku setelah selesai bertatapan. Yang jelas, sejak saat itu, sepertinya D2 menyerah terhadap RCP. Semua Cuma bikin kacau. Hanya itu yang dikatakan oleh D2.
Well, memang benar sih, sepertinya hari-hari RCP selalu kacau jika D2 ikut campur didalamnya. Bahkan aku sempat mendengar secara tidak sengaja dari salah seorang temanku dikelas sebelah yang belakangan kuketahui sudah mengejar RCP dari tahun pertama, anggap saja namanya Re. Saat aku melewatinya untuk mengunjungi sohibku, Re mengatakan bahwa setiap D2 ada dekat RCP, RCP selalu sial dan memperburuk moodnya sehingga sikapnya menjadi jauh lebih dingin.
Well, menurutku sejak praktikum pengamatan itu dia jadi lebih dingin dan kaku, bahkan terhadapku. Aku juga heran.  Sedangkan D2 tidak segetol sebelumnya dalam mendekati RCP bahkan sering pura-pura tidak melihatnya. D2 sempat mengatakan padaku saat ku bertanya. Ternyata dia merasa tidak ada kakuatan lagi untuk mendekatinya karena segala sesuatu tentangnya jika bersama RCP selalu tidak lancar.  Ngomong-ngomong, aku kasihan juga sih dengan D2. Tapi, kalau naksir ama idola di sekolah, ya harus siap-siap patah hati. Betul tidak?. Itulah ceritaku saat ini. Well, see you next post.. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal 23 Geografi Regional Indonesia: Pulau Sumatera

“SUMATERA” MAKALAH OLEH: DEWI SURYANI 13178/2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012   KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis sampaikan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Sumatera ” ini. Pada kesempatan ini, tak lupa Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan dan dalam melengkapi isi makalah yang sebelumnya tidak diketahui oleh Penulis. Penulis menyadari bahwa baik dalam penulisan maupun isi dari makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan para pembaca mengenai Pulau Sumatera ...

jurnal 25 Langkah-Langkah Meraih Impian

  Meraih  Mimpi  Yuk!!! !!! Guys, pernah bermimpi nggak? Bagaimana impianmu itu? Sudahkah ada yang tercapai di hidupmu? Bagaikan didunia sihir, dengan memiliki impian, kita akan memiliki motivasi untuk hidup. Kenapa? Karena kita telah memiliki sesuatu yang ingin kita raih. Mau bukti? Lihat saja contoh yang paling terlihat, yaitu keberhasilan seorang Agnes Monica ataupun JK Rowling atau tokoh besar lain. Tentunya sebelum mereka berhasil sampai titik puncak saat ini, mereka memiliki mimpi. Mimpi yang benar-benar mereka inginkan. Nah, dari situlah timbul suatu keinginan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Diikuti dengan niat yang sungguh-sungguh, maka bukan hal yang tidak mungkin jika mimpi yang kita inginkan akan dapat kita raih. Mimpi. Percaya atau tidak, setiap orang akan dengan mudah memiliki impian. Entah itu impian yang besar ataupun impian yang dekat dengan dirinya. Hanya saja, tidak semua orang beruntung untuk mewujudkannya. Untuk meraih impian kita, ap...

Jurnal 66: Dibuang Sayang, catatan Peta Ishoyet

Membuat peta ishoyet Langkah-langkah: 1.      Plotkan stasiun wilayah pengamatan, posisi stasiun (termasuk stasiun tetangga terdekat) jumlah curah hujan. 2.     Hubungkan masing-masing stasiun terdekat dengan garis sehingga membentuk bangun ∆ . 3.     Tentukan masing-masing titik curah hujan yang diinginkan berdasarkan interval yang ditetapkan sebelumnya (10, 20, 40, 50 dan 100)dengan menggunakan rumus dibawah ini. α AB    = jarak titik angka yang dicari N       = jarak antara stasiun A ke B NA     = angka curah hujan stasiun A NB      = angka curah hujan stasiun B 4.     Hubungkan masing-masing titik curah hujan yang sama dengan garis (tambahkan arah angin rata-rata wilayah) 5.     Tentukan luas masing-masing wilayah sesuai dengan metode bujur sangkar ...