Hi Guys...
Pernah nggak ngebayangi gimana rasanya saat di operasi? (Operasi sebenarnya di rumah sakit lho..) Sakit kali ya..
Kemarin, aq dan beberapa teman bercerita-cerita mengenai pengalaman operasi masing-masing saat menunggu hujan reda di kampus (well, sebenarnya pengalaman operasi dua orang seniorku, bukan termasuk aku). Huu.. Jangankan Merasakan dioperasi sendiri, membayangkan cerita mereka tentang pengalaman operasi saja membuat ku dan seorang temanku bergidik.
Kedua temanku ini punya cerita yang berbeda tentang pengalaman sebelum, saat dan setelah mereka operasi. Well, di postingan kali ini aku mau berbagi cerita tentang cerita mereka ;)
Kak J melakukan operasi beberapa bulan lalu, awal 2012 ini. Aku bahkan baru tahu kalau operasinya karena dia ngalamin sakit TBC Tulang. Di leher dekat telinganya muncul seperti daging tumbuh, jadi mesti di operasi. Waktu sebelum di operasi sih, katanya bagian yang kayak daging tumbuh itu kadang terasa nyeri. setelah beberapa lama, akhirnya Kak J pergi kerumah sakit dan chek up ke dokter dan si dokter menyarankan buat dioperasi. Kak J nggak cerita sih gimana waktu si Dokter bilang gimana. Yang jelas, setelah beberapa lama, seminggu mungkin, dia menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Padang.
Hari saat operasi kalau nggak salah hari kamis atau jum'at. Sebelum menjalani operasi, dokter meminta kak J buat puasa dulu (kayaknya sih setiap mau jalanin operasi apapun mesti puasa ya??) sehingga Kak J melakukan puasa yang kalau nggak salah dari jam 12 untuk operasi jam 9.
Awalnya, Kak J mengira ia hanya akan menjalani operasi kecil (aku bingung bedakan operasi kecil dan besar itu gimana) sehingga ia datang kerumah sakit untuk operasi hanya seorang diri. Ternyata eh ternyata, sesampainya di rumah sakit, si suster tanya, keluarganya ada khan? Tentu aja Kak J bingung dan bilang, "Lho, khan cuma bius lokal khan suster?" (Aku baru tau ada bius lokal and bius total)
"Nggaklah, ini bius total, seenggaknya rawat inap satu malam" jawab si suster.
Langsung aja Kak J telepon kesemua family nya (nyokap, etek alias bibi, mamak alias paman, pokoknya semuanya) and bilang kalo doi mau operasi saat itu juga dan saat itu dia lagi sendiri di rumah sakit. Langsung aja semua sanak sodara doi datang ke rumah sakit.
Karena saat operasi Kak J di bius total, so, bangun-bangun udah selesai aja tuh operasi and doi nggak ngerasa and nggak tau sama sekali gimana keadaan saat operasi. Satu-satunya yang buat rasa tegang doi sebelum di operasi jadi ambruk and ngerasa "idih", adalah musik yang di putar di ruang operasi. Musik apa coba? Dangdut!! Hahaha... "Nggak serasa ruang operasi" Tutur Kak J.
Setelah siuman esoknya, Doi jadi lemes deh.. (efek obat bius kali ya,,). Pokoknya lemes nggak kayak doi yang biasa yang very strong, (hehehe #LOL) and cuma bisa lemes. Setelah itu, dokter bilang, dia mesti konsumsi obat setiap hari selama satu tahun and nggak boleh lupa atau absen satu kalipun. Hmm.. kasian ya..
Sebenernya, kalo denger ceritanya langsung dari orangnya lebih seru and lucu plus bergidik. Hal yang paling buat aku nggak suka dari isi cerita Kak J adalah cerita dia tentang infus and suntikan!! Euuh... I hate needle, beuh... Ngebayangi di infus and suntikan mulu', pasti sakit.. sereem..
Tentu saja Bang R hanya bisa bengong dan mengikuti. Hari itu juga Bang R mencari ruang inap. Awalnya ia akan ditempatkan si dokter di ruang x (aku nggak tau nama ruangan na) yang isinya pasien bedah yang itu lho, isinya korban-korban kecelakaan. Tentu aja Bang R nggak mau. Doi paling nggak tahan ngeliat kondisi orang gitu. Mending di ruang yang didalamnya orang sakit demam berdarah ato penyakit dalam lainnya, tuturnya. Akhirnya, ia di tempatkan di ruang kelas (gak tau deh kelas vip, ato kelas yang gimana..)
Setelah itu, Bang R pulang dan memberitahukan rencana operasinya pada sang nyokap. Sayangnya, sang nyokap ato yang lainnya nggak bisa menemani jalannya operasi. Ditambah lagi, rencana itu termasuk mendadak. Bahkan, pagi hari sebelum di operasi, doi masih datang kekampus dan beraktivitas seperti biasanya hingga teman yang lain tidak tahu kalau doi bakal jalani operasi hari itu juga.
Dengan seorang diri, Bang R pergi kerumah sakit dan mengganti pakaiannya dengan pakaian operasi. Saat mau memasuki ruang operasi, ia mengganti setelan operasi lagi yang lebih steril dan berbaring di meja operasi yang berjejer menunggu antrian. Yup, benar-benar antri seperti daging yang menunggu diolah (hahaha.. #LOL). Sama seperti dengan keadaan saat Kak J operasi, musik dangdut mengisi ruangan operasi.
Untuk mengurangi rasa grogi, Bang R yang memang jenis orang yang tidak bisa diam, segera saja mengisi kekosongan dengan bertanya-tanya dengan pasien lain mengenai apa yang mereka alami. Ada yang hernia, sakit jantung, kanker, dan sebagainya. Doi mengakui kalo ia cukup lega ternyata kondisinya tidak lebih parah dari pasien yang lain.
Satu demi satu, meja pasien ditarik kedalam ruang operasi untuk dioperasi, hingga akhirnya tiba giliran si doi. Ternyata bang R dioperasi dengan bius lokal, sehingga, walaupun doi nggak merasakan sakitnya, namun tetap sadar. Euh... Pasti nggak nyaman yaa.. Bayangin aja, walaupun dokternya cowok, asisten dokternya cewek semua khan??? "Abang sih waktu itu pasrah aja" tutur doi.
Setelah selesai dioperasi, sama halnya dengan kak J, Bang R juga lemah dan nggak gila sebagaimana waktu sehat (biasanya kedua orang ini khan gokil gitu). Karena operasinya terkesan mendadak, temen yang lainpun setelah pulang dari baraleknya teman yang lain, baru menjenguknya walaupun hari sudah malam. Teman lain yang memang suka bercandaan kalo sudah ngumpul pun mencandai Bang R yang tidak bisa banyak coment lagi dengan memankan selimutnya.
Sekali lagi, sama dengan cerita Kak J, yang paling buat aku bergidik adalah waktu bang R cerita gimana dia di suntik (pinggul atau punggung ya???) sampai kena tulang. Hii.. buat merinding deh...
Well, itu dia pengalaman operasi orang lain yang ku posting kali ini..
Kesimpulannya, bersyukurlah kita yang masih sehat tanpa banyak penyakit. Jadi, terus jaga kesehatan yaa... lain kali aku bakal posting tentang menjaga kesehatan.. silakan di tungguu.. terima kasih untuk membaca... ;)
Pernah nggak ngebayangi gimana rasanya saat di operasi? (Operasi sebenarnya di rumah sakit lho..) Sakit kali ya..
Kemarin, aq dan beberapa teman bercerita-cerita mengenai pengalaman operasi masing-masing saat menunggu hujan reda di kampus (well, sebenarnya pengalaman operasi dua orang seniorku, bukan termasuk aku). Huu.. Jangankan Merasakan dioperasi sendiri, membayangkan cerita mereka tentang pengalaman operasi saja membuat ku dan seorang temanku bergidik.
Kedua temanku ini punya cerita yang berbeda tentang pengalaman sebelum, saat dan setelah mereka operasi. Well, di postingan kali ini aku mau berbagi cerita tentang cerita mereka ;)
Cerita Kak J
Kak J melakukan operasi beberapa bulan lalu, awal 2012 ini. Aku bahkan baru tahu kalau operasinya karena dia ngalamin sakit TBC Tulang. Di leher dekat telinganya muncul seperti daging tumbuh, jadi mesti di operasi. Waktu sebelum di operasi sih, katanya bagian yang kayak daging tumbuh itu kadang terasa nyeri. setelah beberapa lama, akhirnya Kak J pergi kerumah sakit dan chek up ke dokter dan si dokter menyarankan buat dioperasi. Kak J nggak cerita sih gimana waktu si Dokter bilang gimana. Yang jelas, setelah beberapa lama, seminggu mungkin, dia menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Padang.
Hari saat operasi kalau nggak salah hari kamis atau jum'at. Sebelum menjalani operasi, dokter meminta kak J buat puasa dulu (kayaknya sih setiap mau jalanin operasi apapun mesti puasa ya??) sehingga Kak J melakukan puasa yang kalau nggak salah dari jam 12 untuk operasi jam 9.
Awalnya, Kak J mengira ia hanya akan menjalani operasi kecil (aku bingung bedakan operasi kecil dan besar itu gimana) sehingga ia datang kerumah sakit untuk operasi hanya seorang diri. Ternyata eh ternyata, sesampainya di rumah sakit, si suster tanya, keluarganya ada khan? Tentu aja Kak J bingung dan bilang, "Lho, khan cuma bius lokal khan suster?" (Aku baru tau ada bius lokal and bius total)
"Nggaklah, ini bius total, seenggaknya rawat inap satu malam" jawab si suster.
Langsung aja Kak J telepon kesemua family nya (nyokap, etek alias bibi, mamak alias paman, pokoknya semuanya) and bilang kalo doi mau operasi saat itu juga dan saat itu dia lagi sendiri di rumah sakit. Langsung aja semua sanak sodara doi datang ke rumah sakit.
Karena saat operasi Kak J di bius total, so, bangun-bangun udah selesai aja tuh operasi and doi nggak ngerasa and nggak tau sama sekali gimana keadaan saat operasi. Satu-satunya yang buat rasa tegang doi sebelum di operasi jadi ambruk and ngerasa "idih", adalah musik yang di putar di ruang operasi. Musik apa coba? Dangdut!! Hahaha... "Nggak serasa ruang operasi" Tutur Kak J.
Setelah siuman esoknya, Doi jadi lemes deh.. (efek obat bius kali ya,,). Pokoknya lemes nggak kayak doi yang biasa yang very strong, (hehehe #LOL) and cuma bisa lemes. Setelah itu, dokter bilang, dia mesti konsumsi obat setiap hari selama satu tahun and nggak boleh lupa atau absen satu kalipun. Hmm.. kasian ya..
Sebenernya, kalo denger ceritanya langsung dari orangnya lebih seru and lucu plus bergidik. Hal yang paling buat aku nggak suka dari isi cerita Kak J adalah cerita dia tentang infus and suntikan!! Euuh... I hate needle, beuh... Ngebayangi di infus and suntikan mulu', pasti sakit.. sereem..
Cerita Bang R
Kalo Kak J operasi awal tahun ini, Bang R sekitar 4 ato 5 tahun yang lalu. Bang R operasi karena ada daging tumbuh di pinggulnya. Mungkin tumor ringan kali ya, pokoknya aku nggak tahu pasti apa penyakitnya. Sebelum memutuskan operasi, Bang R kadang merasa nyilu and kadang sakit di bagian pinggulnya itu. Makanya akhirnya dia memutuskan untuk cek kesehatan di rumah sakit. Dia bilang, untung Abang langsung ditangani sama profesornya (maksudnya dokter ahlinya). Selesai cek kesehatan, tanpa basa basi si dokter langsung bilang "R, sekarang pulang ambil baju, bilang ke orang tua, besok R operasi, kita mulai operasinya jam 10, jangan lupa puasa dulu"Tentu saja Bang R hanya bisa bengong dan mengikuti. Hari itu juga Bang R mencari ruang inap. Awalnya ia akan ditempatkan si dokter di ruang x (aku nggak tau nama ruangan na) yang isinya pasien bedah yang itu lho, isinya korban-korban kecelakaan. Tentu aja Bang R nggak mau. Doi paling nggak tahan ngeliat kondisi orang gitu. Mending di ruang yang didalamnya orang sakit demam berdarah ato penyakit dalam lainnya, tuturnya. Akhirnya, ia di tempatkan di ruang kelas (gak tau deh kelas vip, ato kelas yang gimana..)
Setelah itu, Bang R pulang dan memberitahukan rencana operasinya pada sang nyokap. Sayangnya, sang nyokap ato yang lainnya nggak bisa menemani jalannya operasi. Ditambah lagi, rencana itu termasuk mendadak. Bahkan, pagi hari sebelum di operasi, doi masih datang kekampus dan beraktivitas seperti biasanya hingga teman yang lain tidak tahu kalau doi bakal jalani operasi hari itu juga.
Dengan seorang diri, Bang R pergi kerumah sakit dan mengganti pakaiannya dengan pakaian operasi. Saat mau memasuki ruang operasi, ia mengganti setelan operasi lagi yang lebih steril dan berbaring di meja operasi yang berjejer menunggu antrian. Yup, benar-benar antri seperti daging yang menunggu diolah (hahaha.. #LOL). Sama seperti dengan keadaan saat Kak J operasi, musik dangdut mengisi ruangan operasi.
Untuk mengurangi rasa grogi, Bang R yang memang jenis orang yang tidak bisa diam, segera saja mengisi kekosongan dengan bertanya-tanya dengan pasien lain mengenai apa yang mereka alami. Ada yang hernia, sakit jantung, kanker, dan sebagainya. Doi mengakui kalo ia cukup lega ternyata kondisinya tidak lebih parah dari pasien yang lain.
Satu demi satu, meja pasien ditarik kedalam ruang operasi untuk dioperasi, hingga akhirnya tiba giliran si doi. Ternyata bang R dioperasi dengan bius lokal, sehingga, walaupun doi nggak merasakan sakitnya, namun tetap sadar. Euh... Pasti nggak nyaman yaa.. Bayangin aja, walaupun dokternya cowok, asisten dokternya cewek semua khan??? "Abang sih waktu itu pasrah aja" tutur doi.
Setelah selesai dioperasi, sama halnya dengan kak J, Bang R juga lemah dan nggak gila sebagaimana waktu sehat (biasanya kedua orang ini khan gokil gitu). Karena operasinya terkesan mendadak, temen yang lainpun setelah pulang dari baraleknya teman yang lain, baru menjenguknya walaupun hari sudah malam. Teman lain yang memang suka bercandaan kalo sudah ngumpul pun mencandai Bang R yang tidak bisa banyak coment lagi dengan memankan selimutnya.
Sekali lagi, sama dengan cerita Kak J, yang paling buat aku bergidik adalah waktu bang R cerita gimana dia di suntik (pinggul atau punggung ya???) sampai kena tulang. Hii.. buat merinding deh...
Well, itu dia pengalaman operasi orang lain yang ku posting kali ini..
Kesimpulannya, bersyukurlah kita yang masih sehat tanpa banyak penyakit. Jadi, terus jaga kesehatan yaa... lain kali aku bakal posting tentang menjaga kesehatan.. silakan di tungguu.. terima kasih untuk membaca... ;)
Komentar
Posting Komentar