Langsung ke konten utama

ALICE EPS 03; Drama ReTalk

-Sains itu seperti alat tajam, karena jika kamu bermain dengannya seperti anak kecil, kamu mungkin akan memotong dirimu sendiri-


waktu di sekitan JinGyeom terhenti saat ia melihat perempuan mirip ibunya. Ia teringat kata-kata terakhir ibunya untuk bertindak seakan tidak mengenalnya jika suatu saat bertemu lagi. JinGyeom memanggil ibunya. Air matanya mengalir di pipinya dan menetes ketanah yang tiba-tiba waktu disekitarnya kembali bergerak. Begitupun mobil yang hamper menabraknya tadi sehingga iapu tertabrak. Masih dalam kesadaranan, ia melihat perempuan tadi tetap berdiri di tempatnya hingga ia tak sadarkan diri.


Saat membuka mata, JinGyeom sudah terbaring di rumah sakit. Disebelahnya DoYeon menungguinya dan langsung mengomel saat mengetahui JinGyeom yang membuka matanya. Sibuk menceramahinya agar lebih hati-hati. JinGyeom tak menghiraukan kata-Kata Doyeon bangkit melepaskan selang infusnya dan berlalu. DoYeon yang cemas menghalanginya. JinGyeon mengakui bahwa ia tadi melihat ibunya. DoYeon yang mengetahui bahwa ibunya sudah lama meninggal cemas dan marah melihat JinGyeom yang sepertinya masih belum sadar dan meninggalkannya. JinGyeom pergi ketempat tadi ia melihat ibunya, namun tentu saja tidak ada. Terlebih hari sudah malam. 


Di kantor polisi, JinGyeom dan rekan polisi lainnya sibuk berdiskusi tentang penculikan anak sebelumnya. Mendadak JinGyeom berdiri menuju meja kerjanya di luar ruang rapat. Rekan partnernya kesal dengan tingkah JinGyeon yang dingin dan sesukanya. Meski demikian ia mengikuti JinGyeom yang pergi keluar  sambil terus mengoceh protes. Saat menepuk pundaknya, ia malah mendapatkan bantingan keras oleh Jingyeom.


Di taman, EunSoo, anak yang diculik sebelumnya sedang bermain ayunan bersama ibunya. Tiba-tiba sang ibu menerima panggilan telepon dan mengangkatnya setelah meminta anaknya tetap menunggu ditaman lalu beranjak ke tepi taman bermain. EunSoo yang bermain sendiri diayunan didekati oleh seorang wanita paruh baya dengan pakaian hitam dengan wajah ibunya. Wanita itu meminta maaf dan pamit pada EunSoo sambil meneteskan air mata dan meminta EunSoo untuk berjanji tidak pergi ke AS suatu hari nanti. Sedangkan ibunya masih sibuk menerima telepon untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Saat selesai menerima telepon, ibunya melihat kearah EunSoo anaknya yang melambaikan tangan pada seorang wanita berpakaian hitam yang beranjak pergi dan langsung mendekati anaknya. Wanita berpakaian hitam itu pergi meninggalkan EunSoo menyusuri jalan, berpapasan dengan JinGyeom yang memang sedang menuju ke rumah EunSoo. Merasa mengenalinya, JinGyeom memanggil wanita itu. Wanita itu berhenti dengan gugup, berbalik dengan perlahan sambil melepaskan alat seperti earphone dari telinga kanannya. Seketika itu juga wanita itu berubah menjadi seorang wanita tua. JinGyeom tak mengenali wanita tua itu meminta maaf. Namun ia merasa curiga, sehingga tetap memperhatikan langkah wanita tua itu yang sedang masuk ke mobil hitam di pinggir jalan. Ia menelepon rekannya untuk mengecek mobil itu.


Dikamar EunSoo, JinGyeom bertanya pada EunSoo tentang apa yang dikatakan ibu yang menculiknya. EunSoo menjawab ibunya hanya meminta ia berjanji untuk tidak ke AS saat ia berusia 17 tahun nanti, yang artinya itu adalah 10 tahun yang akan datang. Ya, wanita tua tadi adalah ibu EunSoo yang datang dari mesin waktu tahun 2050, sedang memegang foto anaknya. Ia mengingat saat anaknya meninggal dulu.


JiGyeom dan rekannya masih berada di sekitar kediaman EunSoo. Partnernya sedang berusaha meminta maaf, namun JinGyeom malah menanyakan tentang Drone. Rekannya membawa JinGyeom ke toko Drone. Namun, Drone tanpa baling yang ia lihat sebelumnya tidak ada dipasaran karena semua drone pasti menggunakan baling. Ia ingat sebelumnya ia memotret drone tersebu, namun foto yang diambilnya hari itu hanya menampilkan langit biru tanpa drone di dalamnya. Ia ingat bahwa saat ibunya meninggal dulu, ia juga melihat drone yang sama. Sedangkan drone baru ada sejak tahun 2015.


Di kantor, DoYeon sedang sibuk menulis berita didatangi oleh seniornya dan berdebat tentang artikel yang sedang ditulisnya. Seniornya membawakan kasus EunSoo untuk diberitakan. Ibu yang menculik anaknya. Kasus yang tidak masuk akal karena saat EunSoo diculik, ibunya sedang dalam perjalanan dinas ke Eropa. Dengan cepat DoYeon mengambil berkas dari seniornya menuju kantor polisi menemui HyeonSeok. Mencoba merayunya untuk mencari informasi mengenai kasus EunSoo, namun tentu saja sia-sia.


JinGyeom baru sampai dirumahnya, melihat sepatu wanitu yang tergeletak di pintu. Ia tahu itu miliik DoYeon yang sedang menyalakan laptop JinGyeon namun tak berhasil karena dikunci. Ia merasa kesal dan meminta JinGyeom memberitahu kodenya. JinGyeom tidak mau, memilih menjawab pertanyaan saja. DoYeon langsung menanyakan kasus EunSoo yang dijawab JinGyeom masih belum bisa dipublikasi. DoYeon yang kesal mencobamencari birdi kulkas, namun yang ada hanya air mineral. Akhirnya DoYeon hanya bisa menanyakan kembali tentang EunSoo dan tentang Drone.


Mendengar Drone, JinGyeom mengernyitkan dahi. DoYeon memperlihatkan artikel tentang kasus-kasus aneh yang selalu diiringi oleh terlihatnya Drone disekitar kejadian. JinGyeom kembali teringat dengan peristiwa saat ia mencari ibunya sebeum meninggal bahea ia juga melihat Drone yang sama. Untuk mendapatkan file itu, JinGyeom memberikan info kesaksian EunSoo yang menyatakan bahwa ibunya datang dari masa depan. Ditempat lain, EunSoo yang sedang tidur dengan ibunya sibuk menggaruk tangannya yang memerah.


Ditempat lain, seorang siswa dipukuli oleh seorang pria di dalam sebuah apartemen. Pria itu mengaku sebagai adiknya yang saat ini sudah lebih tua darinya sambil tertawa lebar masih terus memukulinya dengan sebuah tongkat hingga patah. Berusaha lari dengan merangkak, pria tadi mengambil palu dan memukulinya lagi dengan smirknya. Palunya penuh dengan darah yang menetes.


-Pintu waktu terbuka dan tangan pendendam menjadi bernoda darah-


JinGyeom datang ke TKP, tampak drone yang sama terbang diluar apartemen mewah itu. Palu yang digunakan terletak disamping mayat siswa tersebut. sementara tim forensic dan rekan kepolisian meneliti TKP dengan pertanyaan bagaimana JinGyeom mengetahui kejadian ini JinGyeom berada di ruang cctv bersama tim sekuriti memperhatikan cctv gedung. Namun tidak ada yang mencurigakan. Diluar ruangan, pria yang tadi memukuli korban berdiri sambil tersenyum miring penuh kepuasan.


Saat akan meninggalkan ruang security, sudut mata JinGyeom menangkap mobil yang tak asing baginya tampak dari layar cctv. Itu adalah mobil yang membawa wanita tua yng tak sengaja ditemuinya saat menemui EunSoo sebelumnya. Segera ia mengecek mobil itu di ruang parkir. Mobil tersebut taka da penumpang, tak lama dari itu, pria yang sama yang memukuli korban tadi muncul mendekati mobil, segera di halangi JinGyeom, memperkenalkan dirinya sebagai polisi dan mempertanyakan kepemilikan mobil tersebut. Pria itu mengaku bahwa itu adalah mobil pemandu wisata yang seharusnya menjemputnya. Menanyakan ID lelaki itu, ia mengaku sebagai YangHongSeob dengan kartu ID lahir tahun 2014. Pria itu menyeringai dan menjawab dengan nada mengejek. JinGyeom yang kesal merasa dipermainkan, menendang kakinya dan membenturkan kepala lelaki itu dan memintanya mengaku. Masih terus mengaku bahwa ia menunggu pemandu wisata, tiba-tiba sebuah benda bulat menggelinding di dekat kakinya dan mengeluarkan asap. Seluruh lampu mati dan lampu darurat langsung berkedip-kedip. JinGyeom yang terbatuk-batuk tiba-tiba diserang dari belakang hingga terjatuh masih terus terbatuk.


Ya, Pria itu adalah MinHyuk yang datang dari masa depan, mengenakan setelan hitam lengkap dengan kacamata hitam. MinHyuk mempersilahkan Hong Seob untuk masuk namun malah ditepis dan menendangi tubuh JinGyeom yang masih tergeletak di lantai. MinHyuk segera menyeret Hong Seob kedalam mobil. JinGyeom yang berusaha bangkit melihat kedua orang itu memasuki mobil dan pergi. JinGyeom menghindari mobil itu yang hamper menabraknya, kemudian mengejar dengan mobil lain. Dalam aksi kejar-kejaran tersebut, tampak drone merah mengawasi aksi mereka. MinHyuk meminta pertolongan dari tim lain yang mengawasi melalui Drone tersebut.


Memasuki jalan di dalam terowongan, JinGyeom menyejajarkan mobilnya disisi mobil MinHyuk dan menabrakkannya agar mobil itu berhenti. Mobil tim lain yang mengikuti dari belakang mengirimkan alat yang membuat mobil JinGyeom tidak stabil sehingga JinGyeom kehilangan kendali. Mengetahui mobilnya tak bisa dikendalikan lagi, JinGyeom mencoba keluar dari mobil dan naik ke atap mobilnya yang masih melaju kencang bersejajar dengan mobil MinHyuk. Dari arah depan, mobil truk yang sepertinya juga hilang kendali meluncur cepat menuju mobil JinGyeom, tentu saja tanpa basa-basi, JinGyeom meloncat kearah mobil MinHyuk tepat saat truk itu menabrak mobilnya tepat di depan jendelanya. MinHyuk membelok-belokkan kemudinya agar JinGyeom jatuh hingga akhirnya di mulut terowongan JinGyeom jatuh dengan kasar di badan jalan sementara MinHyuk terus melajukan mobilnya melarikan diri. Tim yang mengawasi melalui drone menyudahi misi pengejaran terebut dan meminta memulihkan system respon serta lanjutan pemantauan pada masing-masing tim. Sementara itu, JinGyeom masih terbaring di badan jalan dengan napas terengah-engah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal 23 Geografi Regional Indonesia: Pulau Sumatera

“SUMATERA” MAKALAH OLEH: DEWI SURYANI 13178/2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012   KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis sampaikan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Sumatera ” ini. Pada kesempatan ini, tak lupa Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan dan dalam melengkapi isi makalah yang sebelumnya tidak diketahui oleh Penulis. Penulis menyadari bahwa baik dalam penulisan maupun isi dari makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan para pembaca mengenai Pulau Sumatera ...

jurnal 25 Langkah-Langkah Meraih Impian

  Meraih  Mimpi  Yuk!!! !!! Guys, pernah bermimpi nggak? Bagaimana impianmu itu? Sudahkah ada yang tercapai di hidupmu? Bagaikan didunia sihir, dengan memiliki impian, kita akan memiliki motivasi untuk hidup. Kenapa? Karena kita telah memiliki sesuatu yang ingin kita raih. Mau bukti? Lihat saja contoh yang paling terlihat, yaitu keberhasilan seorang Agnes Monica ataupun JK Rowling atau tokoh besar lain. Tentunya sebelum mereka berhasil sampai titik puncak saat ini, mereka memiliki mimpi. Mimpi yang benar-benar mereka inginkan. Nah, dari situlah timbul suatu keinginan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Diikuti dengan niat yang sungguh-sungguh, maka bukan hal yang tidak mungkin jika mimpi yang kita inginkan akan dapat kita raih. Mimpi. Percaya atau tidak, setiap orang akan dengan mudah memiliki impian. Entah itu impian yang besar ataupun impian yang dekat dengan dirinya. Hanya saja, tidak semua orang beruntung untuk mewujudkannya. Untuk meraih impian kita, ap...

Jurnal 66: Dibuang Sayang, catatan Peta Ishoyet

Membuat peta ishoyet Langkah-langkah: 1.      Plotkan stasiun wilayah pengamatan, posisi stasiun (termasuk stasiun tetangga terdekat) jumlah curah hujan. 2.     Hubungkan masing-masing stasiun terdekat dengan garis sehingga membentuk bangun ∆ . 3.     Tentukan masing-masing titik curah hujan yang diinginkan berdasarkan interval yang ditetapkan sebelumnya (10, 20, 40, 50 dan 100)dengan menggunakan rumus dibawah ini. α AB    = jarak titik angka yang dicari N       = jarak antara stasiun A ke B NA     = angka curah hujan stasiun A NB      = angka curah hujan stasiun B 4.     Hubungkan masing-masing titik curah hujan yang sama dengan garis (tambahkan arah angin rata-rata wilayah) 5.     Tentukan luas masing-masing wilayah sesuai dengan metode bujur sangkar ...