Langsung ke konten utama

ALICE EPS 05 ; Drama ReTalk

-Tidak ada kebetulan dalam takdir. Seorang pria membuat takdir sendiri sebelum dia bertemu dengannya-


Di depan kelas perkuliahan, TaeYi menjelaskan hukum waktu dengan bersemangat. Berbanding terbalik dengan mahasiswa dibelakangnya yang tampak lesu, tak bersemangat dan penuh tatapan tak mengerti. Melihat itu TaeYi agak kesal dan mencoba memberikan motivasi tentang fisika kepada anak didiknya. Sementara itu, dari pintu di belakang kelas, JinGyeom masuk tanpa suara dengan pelan. Mendengar suara sang profesor, JinGyeom tertegun, teringat akan ibunya. Dilihatnya si pemilik suara adalah TaeYi yang sangat mirip dengan ibunya. Ia mendekat perlahan seakan terhipnotis tak mendengarkan pertanyaan TaeYi dan dengungan kelas. Dengan mata memerah, JinGyeom langsung memeluk TaeYi. Merasa aneh dengan tindakan itu, TaeYi menamparnya dan langsung menelepon polisi.


Diruang dosen, TaeYi melihat tanda pengenal JinGyeom yang merupakan seorang polisi dan kembali memastikan bahwa JinGyeom adalah seorang polisi. Dengan tenang dan terus melihat TaeYi, JinGyeom membantah bahwa ia salah orang. JinGyeom menanyakan apakah TaeYi mengenalnya. TaeYi menjawab bahwa dia adalah Park JinGyeom. Seolah berharap, JinGyeom bertanya bagaimana TAeYi bisa mengenalnya, TaeYi menjawab sambil mengacungkan tanda pengenal JinGyeom dan mengembalikannya.


JinGyeom bertanya pada TaeYi apakah umurnya sudah lebih dari 50 tahun, apakah lahir pada tahun 1968 dan apakah memiliki anak. Tentu saja TaeYi marah ditanya seperti itu. Ia yang sedang minum jadi tersedak oleh air minumnya sendiri karena kaget dan marah (Gile Aje, masih muda disangka umur 50 taonnan XD , tuir banget kalee.. LMAO). Marah, TaeYi mengusir JinGyeom dari ruangannya.


Di kantor, JinGyeom menyelidiki identitas TaeYi dan mendengarkan penjelasan rekannya mengenai TaeYi yang cerdas dan bekerja di pusat penelitian sains sebagai peneliti. Keluarganya terdiri atas kedua orang tuanya yang memiliki restoran cina di seberang jalan dekat kantor dan seorang adik perempuan.


JinGyeom datang ke restoran cina yang dijalankan kedua orang tua TaeYi memesan Jajangmyeon dan memperhatikan semua kegiatan kedua orang tua dan adik perempuan TaeYi yang baru saja masuk kedalam. Setelah keluar dari tempat itu, JinGyeom tak langsung pergi. Ia menunggu kedatangan adik TaeYi dan memastikan identitas TaeYi dan kepribadian TaeYi dengan memperkenalkan diri sendiri sebagai polisi. 


Dirumah, TaeYeon, adik TaeYi menyampaikan pertemuannya dengan JinGyeom pada TaeYi yang sepertinya sangat mengenal semua kebiasaan TaeYi kecuali sifat yang begitu bertolak belakang, karena bagi TaeYeon, TaeYi bukan orang yang lembut, penyanyang dan sebagainya, melainkan tirani yang selalu menyusahkannya hanya karena ia pintar. TaeYi yang mengenal JinGyeom sebagai pria mesum bingung bagaimana bisa seorang polisi sepertinya bisa mengetahui hal-hal tentang dirinya. Sementara itu tampak JinGyeom sedang berdiri di depan foto tempat abu ibunya di semayamkan, bertanya-tanya tentang semua yang telah terjadi.


Di Alice, MinHyuk dan bawahannya sedang menyelidik tentang JinGyeom di masa 2020 dan orang disekelilingnya yang ternyata pada masa itu masih berperan sebagai polisi di Seoul. Diketahui bahwa JinGyeom didiagnosis menderita Alexithymia pada usia enam tahun, dimana penderita tidak mampu untuk merasakan emosi. Mereka memutuskan masih tetap akan mendapatkan kartu pass alice kembali meskipun ia seorang polisi.


Di perpustakaan, JinGyeom sedang membaca buku yang ditulis oleh TaeYi ketika dua orang bersetelan hitam mendekatinya. Tak jauh dari mereka, drone merah masih mengikuti untuk mengawasi. Tanpa basa basi, kedua orang itu meminta JinGyeom untuk menyerahkan kartu pass yang dipegangnya. JinGyeom mengeluarkan dari saku dan memperlihatkannya kepada kedua orang itu, namun tidak mau memberikannya, malah memasukkan kedalam sakunya kembali. Perempuan yang bersetelan hitam menekan alat seperti pematik seukuran telapak tangannya dan tiba-tiba seluruh lampu penerangan meledak, aksi baku hantam dan kejar-kejaran kembali terjadi antara JinGyeom dan kedua orang tadi dibantu dengan beberapa orang berstelan hitam lainnya yang entah muncul dari mana. Sampai di tangga terbawah, tiba-tiba MinHyuk datang dan menghantam wajahnya hingga terjatuh lemah. Pria bersetelan hitam tadi mengambil kartu pas dari saku JinGyeom untuk memastikan pada MinHyuk bahwa itu kartu yang benar. MinHyuk meminta mereka untuk keluar dan menunggu di mobil. Pada JinGyeom yang berhasil bangun, ia memperingatkan JinGyeom untuk tidak ikut campur sambil menodongkan alat seperti pistol yang dengan sendirinya mengubah bentuk ditangan MinHyuk. Melihat senjata itu, JinGyeom teringat kembali pada perkataan HyeonSeok tentang senjata yang membunuh ibunya dan tersangka sebelumnya adalah senjata yang sama, yang kemungkinan senjata yang dipegang oleh MinHyuk itulah senjata asing yang mungkin digunakan saat pembunuhan itu terjadi. Tanpa basa basi, JinGyeom menendang tulang kering MinHyuk yang sedang lengah tak memperkirakan serangan JinGyeom. MinHyuk yang pada dasarnya sangat kuat, menangkis serangan bertubi-tubi JinGyeom dan melepaskan tembakan kearahnya saat JinGyeom berusaha kabur ke lantai atas dengan menggunakan rantaiyang terhubung dengan katrol. Tembak-tembakan dan kejar-kejaran berlangsung sengit. Mereka saling bersembunyi dibalik tiang perpustakaan. Saat itu juga, kedua orang bersetelan hitam tadi datang mengabarkan kedatangan polisi akibat suara-suara tembakan dan menyarankan untuk pergi. Sebelum pergi, MinHyuk kembali mengingatkan JinGyeom agar tidak ikut campurlagi. Seperginya MinHyuk dan orang-orangnya, lampu perpustakaan kembali menyala. JinGyeom terjatuh lemas, memeriksa isi dompetnya. Melihat Kartu Pass yang ditinggalkan ibunya masih aman berada di dalam dompetnya membuat ia bernapas lega.


Di universitas, TaeYi berjalan terburu, mengetuk pintu dan langsung masuk kedalam ruang kerja dekan kampus yang disambut dengan semangat. TaeYi menanyakan maksud panggilan dekan padanya. Dengan basa-basi, dekan meminta tolong pada TaeYi untuk memasukkan nama keponakan presiden kedalam daftar peneliti yang dilakukan dalam penelitiannya. TaeYi berpura-pura bodoh tidak tahu dan menolak permintaan dekan. Dengan kesal mengatakan bahwa muridnya bahkan telah kehilangan rambut mereka untuk penelitiannya dan berjalan keluar, kembali lagi mengambil botol minum yang disiapkan dekan untuknya dan langsung keluar ruangan dan memberikannya kepada bibi cleaning service. Saat berjalan ke ruangannya kembali, JinGyeom tampak mondar-mandir di depan pintunya. Ia bertanya pada JinGyeom apakah ia sedang naksir dirinya atau bahkan seorang penguntit karena memata-matai ia dan keluarganya dengan senyum mengejek. JinGyeom menyanggah dan malah ingin meminta bantuannya.


Di dalam ruangan, JinGyeom memberikan pada TaeYi kartu pass milik ibunya untuk diteliti. TaeYi sendiri yang merasa itu adalah kartu biasa merasa tidak yakin karena ia sendiri sibuk dengan berbagai tugasnya sebagai dosen. JinGyeom menanyakan apakah TaeYi mempercayai perjalanan waktu. Dengan meremehkan, Taeyi berkata perihal mempercayai perjalanan waktu akan sama gilanya dengan drone yang ia lihat yang tidak memiliki baling-baling yang sungguh sulit dipercaya. Namun mendengar hal itu, JinGyeom langsung melihat kepadanya, dan mengaku bahwa ia juga melihat drone yang sama.


Di Alice, Cheol Am meminta MinHyuk berhati-hati karena JinGyeom sudah melihat wajahnya, terutama karena JinGyeom adalah seorang polisi, walaupun polisi yang berasal dari masa lalu. MinHyuk malah menyanggah dan menyalahkan Cheol Am yang mendirikan Alice disana karena pasti akan menimbulkan masalah, dan akhirnya memanggil MinHyuk untuk menyelesaikan masalah. Ia menasehati Cheol Am agar lebih kuat dan mampu melindungi apa yang ia cintai. Cheol Am membalikkan kata-kata itu pada MinHyuk yang membuatnya menjadi murung kembali.


Di tempat makan, TaeYi menjelaskan mengenai daya angkat pada drone kepada JinGyeom yang tidak terlihat pada drone yang reka saksikan, sehingga membuatnya sedang menyelidiki hal itu. Bahkan dengan teknologi saat itu. TaeYi percaya bahwa teknologi masih terus dikembangkan di tempat tersembunyi. Namun TaeYi heran dengan JinGyeom yang terus menanyakan perihal perjalanan waktu. JinGyeom yakin kartu pass peninggalan ibunya ada kaitan dengan perjalanan waktu yang tidak dipercayai oleh TaeYi. Ia memberikan kartu itu pada TaeYi untuk di teliti dan memberitahu bahwa itu peninggalan ibunya dan orang yang ia curigai sebagai penjelajah waktu memiliki kartu yang sama sehingga meminta TaeYi untuk menganalisisnya. Melihat JinGyeom yang sepertinya tidak minum soju sedikitpun, TaeYi menyarankan untuk memanggil sopir pengganti saja jika ia mabuk nanti. Namun karena JinGyeom memang tidak minum minuman keras, ia mempersilahkan TaeYi saja. Melihat cara minum TaeYi yang sangat mirip dengan ibunya, JinGyeom tertegun. Setelah diam sejenak, ia meminta segelas soju dan ingin mencoba. Habis dalam seteguk, TaeYi mengira JinGyeom adalah peminum yang baik. JinGyeom menyangkal dan berkata bahwa ia hanya ingin mencoba saja.


Setelah beberapa gelas, muncul seorang pria (sepertinya profesor atau peneliti lain di tempat TaeYi kerja) yang protes melihat TaeYi minum dengan seorang pria padahal ia selalu menolak untuk minum dengannya. Mengatakan bahwa ketengangan yang diberikan TaeYi padanya adalah hal yang disukainya. Mendengar itu, JinGyeom yang sepertinya memang sudah mabuk, membentak pria itu dan mengatainya sudah gila, dengan beraninya mengganggu wanita yang berusia lebih dari 50 tahun (dia masih mengira TaeYi itu emaknya alias Park SunYoung ^O^). Mendengar perkataan JinGyeom yang mengira dirinya sudah sangat tua membuat TaeYi kesal dan mendrong JinGyeom duduk karena sudah mabuk dan meminta sunbaenya untuk pergi saja meninggalkan mereka, lalu membentak JinGyeom. JinGyeom mengatakan bahwa jika ibunya masih hidup ia akan seumur itu dan terus menanyakan TaeYi apakah benar-benar tidak mengenalnya dan menanyakan apakah ia adalah penjelajah waktu. Ia menanyakan kenapa TaeYi bersamanya saat ini. Kesal, TaeYi bangun berniat untuk meninggalkan JinGyeom, namun tangannya ditahan oleh JinGyeom. Bertanya dengan kesal apa yang sedang JinGyeom lakukan, JinGyeom diam dan memberikan tatapan anak kucing dan langsung ambruk tak sadarkan diri di meja.


Di kantor berita, Do Yeon menhubungi ponsel JinGyeom. Saat diangkat yang terdengar malah suara TaeYi. Ia terkejut memastikan nomor yang dihubungi adalah benar nomor JinGyeom. Dibenarkan oleh TaeYi, ia meminta DoYeon untuk menjemput JinGyeom yang mabuk. Mendengar JinGyeom mabuk, DoYeon langsung marah dan berteriak pada TaeYi, pasalnya sejauh yang ia tahu, JinGyeom tak pernah menyentuh minuman keras seumur hidupnya. Mendengar DoYeon marah, TaeYi ikut marah.


Sesampainya di tempat makan, DoYeon langsung menghampiri dan mencoba membangunkan JinGyeom yang masih tak sadarkan diri, sedangkan TaeYi duduk di seberangnya dengan tangan terlipat dan kesal. Ia melihat kearah TaeYi yang berkata bahwa ia masih disana sesuai permintaan DoYeon dengan ketus dan meminta pamit. Melihat TaeYi yang begitu mirip dengan ibu JinGyeom, DoYeon tertegun dengan kagetnya. Ia menanyakan siapa TaeYi seolah akhirnya paham alasan kenapa JinGyeom bisa sampai mabuk.


Dalam perjalanan pulang didalam taksi, TaeYi mengingat tatapan JinGyeom padanya sebelumnya padanya saat menahannya untuk pergi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal 23 Geografi Regional Indonesia: Pulau Sumatera

“SUMATERA” MAKALAH OLEH: DEWI SURYANI 13178/2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012   KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis sampaikan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Sumatera ” ini. Pada kesempatan ini, tak lupa Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan dan dalam melengkapi isi makalah yang sebelumnya tidak diketahui oleh Penulis. Penulis menyadari bahwa baik dalam penulisan maupun isi dari makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan para pembaca mengenai Pulau Sumatera ...

jurnal 25 Langkah-Langkah Meraih Impian

  Meraih  Mimpi  Yuk!!! !!! Guys, pernah bermimpi nggak? Bagaimana impianmu itu? Sudahkah ada yang tercapai di hidupmu? Bagaikan didunia sihir, dengan memiliki impian, kita akan memiliki motivasi untuk hidup. Kenapa? Karena kita telah memiliki sesuatu yang ingin kita raih. Mau bukti? Lihat saja contoh yang paling terlihat, yaitu keberhasilan seorang Agnes Monica ataupun JK Rowling atau tokoh besar lain. Tentunya sebelum mereka berhasil sampai titik puncak saat ini, mereka memiliki mimpi. Mimpi yang benar-benar mereka inginkan. Nah, dari situlah timbul suatu keinginan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Diikuti dengan niat yang sungguh-sungguh, maka bukan hal yang tidak mungkin jika mimpi yang kita inginkan akan dapat kita raih. Mimpi. Percaya atau tidak, setiap orang akan dengan mudah memiliki impian. Entah itu impian yang besar ataupun impian yang dekat dengan dirinya. Hanya saja, tidak semua orang beruntung untuk mewujudkannya. Untuk meraih impian kita, ap...

Jurnal 66: Dibuang Sayang, catatan Peta Ishoyet

Membuat peta ishoyet Langkah-langkah: 1.      Plotkan stasiun wilayah pengamatan, posisi stasiun (termasuk stasiun tetangga terdekat) jumlah curah hujan. 2.     Hubungkan masing-masing stasiun terdekat dengan garis sehingga membentuk bangun ∆ . 3.     Tentukan masing-masing titik curah hujan yang diinginkan berdasarkan interval yang ditetapkan sebelumnya (10, 20, 40, 50 dan 100)dengan menggunakan rumus dibawah ini. α AB    = jarak titik angka yang dicari N       = jarak antara stasiun A ke B NA     = angka curah hujan stasiun A NB      = angka curah hujan stasiun B 4.     Hubungkan masing-masing titik curah hujan yang sama dengan garis (tambahkan arah angin rata-rata wilayah) 5.     Tentukan luas masing-masing wilayah sesuai dengan metode bujur sangkar ...