JinGyeom terbangun saat matahari telah menampakkan dirinya. Terdengar dari luar suara seseorang yang sedang masak dari dapur. Kepalanya terasa sangat sakit. Ia bangun dan segera keluar. Di dapur, DoYeon tampak sedang menyiapkan sup pereda mabuk untuk JinGyeom. JinGyeom bertanya bagaimana ia bisa pulang sebelumnya. DoYeon menjawab sekedarnya, memasukkan suo kedalam mangkok dan memberikannya pada JinGyeom. Melihat JinGyeom yang menyuap berhenti sejenak, DoYeon bertanya kondisi JinGyeom. JinGyeom hanya menjawab bahwa supnya terlalu hambar dan melanjutkan makan setelah diceletuki DoYeon. DoYeon mengakui bahwa TaeYi sangat mirip dengan ibunya. JinGyeom memotong bahkan bukan hanya wajahnya yang mirip, ia bingung menjelaskan hal lain yang membuatnya melihat TaeYi seperti ibunya. DoYeon mencoba menyadarkan bahwa TaeYi bukanlah ibunya, bahkan tak memiliki hubungan apapun dengan ibunya, bahkan wanita itu sangat tidak sopan dan kurang ajar. Mendengar DoYeon mengumpat TaeYi, JinGyeom meminta DoYeon untuk meninggalkan rumahnya. Masih terbawa dengan keputusasaannya pada JinGyeom, DoYeon terus memikirkan dan mengumpat saat di kantor yang terdengar oleh sumbaenya.
Di universitas, TAeYi masih sibuk dengan kertas-kertas saat JinGyeom masuk keruangannya untuk meminta maaf dan menanyakan kembali tentang kartu passnya. Ia teringat kembali tentang ibunya yang dulu mengajarinya belajar dengan cerdas dan penolakannya saat ibunya memintanya untuk keluar bersama saat malam ibunya meninggal. Ia teringat akan tanda dibelakang leher ibunya (tandanya kayak gini gaes “”).
Di kantin universitas, JinGyeom mengamati TaeYi secara sembunyi-sembunyi mencoba melihat tengkuk TaeYi yang masih tertutup rambut, apakah memiliki tanda yang sama dengan ibunya. Saat TaeYi berjalan kearahnya, ia pura-pura memotong steak di depannya dengan gugup dan berhenti saat TaeYi berdiri disampingnya. TaeYi bertanya kenapa seorang polisi harus makan di kantin sekolah. Mengatakan bahwa ia mendengar makanan dikantin sangat enak. Namun melihat makanannya belum berkurang sedikitpun, JinGyeom menjawab bahwa ia sedang tidak berselera. JinGyeom masih terus mengikuti dengan jarak dekat di belakang TaeYi seperti seorang anak aam mengikuti induknya, membuat TaeYi merasa gerah. Menyerah, ia membentak JinGyeom dan menyanggupi permintaan JinGyeom untuk menganalisis kartu pass, namun JinGyeom ingin meminta hal lain pula. Ia ingin melihat belakang leher TaeYi dengan wajah datar yang tentu saja di tolak dengan TaeYi dengan tatapan sengit saat JinGyeom masih mencoba mengikutinya dan kemudian meninggalkannya. Di kantor polisi Seol, HyeonSeok mencari JinGyeom. Rekan lain mengatakan JinGyeom belakangan sedang menyelidiki seorang Yoon TaeYi.
Di kantor kerjanya, TaeYi memperhatikan kartu pass milik JinGyeom, lalu meletakkannya di atas ponselnya. Saat kartu berada diatas ponsel, tiba-tiba layar ponsel menjadi tidak stabil dan bergoyang. Terkejut melihat itu, ia menghubungi rekannya di lab lain untuk meminjam laboratorium.
Di tempat makan, JinGyeom sedang bersama dengan HyeonSeok. Hyeonsoek banyak minum siang itu. Ia menanyakan keadaan Jingyeom. HyeonSeok mengaku merasa lebih nyaman saat masih tingga bersama JinGyeom. Ia meminta pada JinGyeom jika memiliki masalah, ia bisa berkonsultasi padanya dan memberitahukan untuk menghentikan penyelidikannya tentang kasus penculikan EunSoo yang ditutup karena permintaan orang tuanya.
Di rumah sakit, EunSoo ditemani ibunya sedang diperiksa dokter. Tampak kulitnya dipenuhi oleh ruam merah yang disebabkan oleh infeksi sejak kasus penculikan sebelumnya. Dengan telaten ibunya merawat dan memandikan EunSoo hingga ruam yang dideritanya lebih membaik. Di Alice, MinHyuk melihat ibu EunSoo dari masa depan tampak sedang menikmati kopi di dalam gedung. Diruang pengendali, MinHyuk menanyakan kenapa klien 1011 (ibu EunSoo dari masa depan) masih berada di markas karena seharusnya ia sudah pergi. Namun ternyata klien 1011 tidak ingin keluar karena merasa sedang tidak sehat. MinHyuk memprotes karena menyalahi aturan dan mereka tidak boleh memasukkan emosi dalam program karena berbahaya. MinHyuk memutuskan akan menanganinya. Di kamar, ibu EunSoo melihat paspor milik EunSoo dan teringat akan hari kematian anaknya. Mendengar suara dipintu, ia menyembunyikan paspor itu saat MinHyuk masuk kedalam. Sebagai supervisor tim pemandu di Alice, MinHyuk mempersilahkan klien 1011 untuk pergi dan tidak menunda lagi tanpa memperdulikan pendapat klien 1011 dengan sikap sopan. Pemandu yang ditugaskan masuk dan membawa klien 1011 pergi keluar dari Alice.
Di perjalanan, Klien 1011 terisak sambil memperhatikan foto anaknya, kemudian mengeluarkan kartu pass ditangannya. Sang pemandu memberikan informasi bahwa mereka akan segera tiba di gerbang keberangkatan. Klien 1011 memasukkan kartu pass ke kantongnya dalam diam, sementara pemandu bertanya kembali padanya. Klien 1011 menjawab bahwa ia menyesal, membuat pemandu bertanya lagi bingung. Tiba-tiba terdengat suara tembakan teredam menembus kepala pemandu. Mobil jadi kehilangan kendali dan berhenti di tengah jembatan. Dari mobil di lawan arah, turun seorang pemuda dengan senapan berlaras panjang menanti klien 1011 yang turun mendekatinya. Menanyakan keadaan klien 1011 dengan senyum dan segera membimbingnya untuk di antar ketujuannya. Klien 1011 berterima kasih dengan lemah.
Di Alice, MinHyuk meneliti jenazah pemandu tadi di ruang pemeriksaan. Rekannya menyatakan akan segera menangkap pelakunya. Namun MinHyuk meminta untuk mencari dan mengawasi keberadaan klien 1011 saat ini. Rekannya yang menyadari bahwa ini ada campur tangan broker yang klien 1011 sewa secara ilegal berpendapat bahwa klien 1011 harus segera ditangkap. Namun dengan alasan yang sama, MinHyuk menjawab karena itulah mereka harus mengawasinya terlebih dahulu. Cheol Am diam di sisi mereka sambil terus menatap jenazah yang sedang di teliti.
Di tempat lain, seorang pria (Chio WonYoung a.ka Seok O Won) sedang membaca buku Alice diruangan tertutup.
-ibu yang melewati pintu waktu untuk mencegah kematian putrinya menjungkirbalikkan masa lalu dan akan mengguncang masa depan-
pria itu menutup buku dan memasukkan kembali kedalam brangkas.
Di rumah, ayah EunSoo pamit dengan istrinya untuk dinas hingga beberapa hari kedepan. Ibu EunSoo pergi kekamar EunSoo untuk melihat keadaan anaknya yang sedang tertidur pulas. Diruang parkir, ayah EunSoon berjalan menuju mobil. Sudut matanya melihat seorang perempuan berbaju hitam mirip istrinya masuk kedalam gedung apartemen. Merasa salah lihat, ia melanjutkan langkahnya.
Di kamar, EunSoo dan ibunya tidur di kamar yang sama. Ibu EunSoo terbangun perlahan melihat wanita mirip dirinya (Klien 1011 a.ka ibun EunSoo dari masa depan) sedang mengelus anaknya dengan penuh kasih. Terkujut, ia langsung terduduk meluhat penuh kengerian wanita didepannya itu yang masih terus mengagumi anaknya dengan separuh tangis, separuh senang. Wanita itu menoleh perlahan padanya dengan tatapan marah dan menyalahkannya karena gagal menyelamatkan EunSoo dan langsung mencekiknya hingga jatuh.
Di tempat penghancuran mobil bekas, pekerja dan rekannya sedang menghancurkan mobil-mobil yang akan dimusnahkan, namun setelah memegang mobil tersebut, sarung tangannya memiliki bercak merah sehingga meminta temannya untuk menghentikan pekerjaannya sejenak dan memperhatikan mobil yang sudah diangkat separuh tinggi itu. Tampak cairan gelap mengalir dari sisi bagasi mobil. Ketika dibuka, tampak tubuh ibu EunSoo yang tak bernyawa tergeletak di dalam bagasi mobil. Tak lama dari itu JinGyeom dan rekannya datang ke lokasi, memperhatikan jasad ibu EunSoo yang sudah dipindahkan ke atas tandu.
Kedua rekan JinGyeom yang bertugas menyampaikan kabar duka, berhenti di depan pintu sebelum membunyikan bel, bingung apa yang harus di lakukan untuk mnyampaikan kabar duka tersebut. Saat pintu dibuka, mereka terkejut melihat pintu dibuka oleh ibu EunSoo yang menyambut dengan senyum misterius. EunSoo menyusul dibelakangnya menanyakan siapa yang datang membuat kedua polisi itu semakin bingung.
Di kantor polisi, ibu EunSoo diperiksa sidik jarinya, namun tidak ditemukan keanehan. JinGyeom memperhatikan kepergian ibu EunSoo dan EunSoo yang pergi keluar bersama dari kantor polisi.
JinGyeom kembali memastikan jenazah yang saat ini berada di kamara mayat adalah benar ibu EunSoo. Bahkan sidik jari adalah miliknya. Penyebab kematian ditemukan adalah karena cekikan dileher oleh tangan dan tusukan dilehernya. Karena ada banyak tusukan dileher, mereka memperkirakan ada keraguan dari pelaku saat menikamnya. Namun petunjuk lain tak ditemukan. Bekas luka diujung jari menunjukkan adanya pergumulan antara korban dan pelaku, namun tetap saja DNA yang biasanya ditemukan tidak ada dalam kasus tersebut.
Di rumah, ibu EunSoo (klien 1011) sedang memasak berbagai masakan kesukaan EunSoo. Ia memperhatikan EunSoo yang sedang tidur dengan ekspresi bahagia saat terdengar suara bel pintu. JinGyeom sudah duduk di kursi saat ibu EunSoo (klien 1011) membawa dan menyajikan minuman untuknya. JinGyeom berniat untuk menanyakan berbagai hal karena kecurigaannya padanya. Menanyakan perihal siapa yang mengetahui perjalanan kerjanya selain suaminya. Pada penyeledikian sebelumnya, ibunya menjawab bahwa suami dan pembantunya mengetahuinya. Kali ini ibu EunSoo menjawab kurang yakin dengan tersenyum, dan mengiyakan saat JinGyeom menyinggung perihal pembantunya. Ibu EunSoo mengatakan bahwa pembantunya berhenti bekerja sejak ia cuti bekerja setelah penculikan EunSoo. JinGyeom berkata bahwa EunSoo pasti sedih karena ia menyukai pembantunya. Pada penyelidikan sebelumnya, ibu EunSoo menjawab bahwa EunSoo takut pada pembantunya karena ia pembantu baru. Namun kali ini ibu EunSoo membenarkan bahwa EunSoo merasa sedih karena pembantunya sudah lama bersama mereka. Dengan jawaban itu, dalam pikirannya JinGyeom yakin bahwa yang di depannya bukanlah ibu EunSoo yang sebenarnya. Wanita itu merasa gugup menggaruk belakang lehernya yang memiliki banyak ruam merah. Sementara itu dikamar, EunSoo yang masih tidur terus menggaru tangannya yang memiliki ruam merah dengan kuat.
Di kantor polisi, JinGyoem mengusulkan pada HyeonSeok untuk terus mengikuti ibu EunSoo selama 24 jam karena ia yakin bahwa wanita itu bukanlah ibu EunSook yang asli. HyeonSeok yang tidak percaya menanyakan hal yang dicurigai JinGyeom, namun ia sendiri masih belum yakin. Menimbang hal itu, HyeonSeok memutuskan untuk mengunjungi kediaman EunSoo sendiri terlebih dahulu sebelum memutuskan. Ponsel HyeonSeok bergetar, ia segera berlari menjauh untuk mengangkat panggilan itu diam-diam.
Dirumah, ibu EunSoo packing dengan terburu-buru dan mencoba membangunkan EunSoo yang masih tidur. Ia terkejut dan panik melihat seluruh tubuh EunSoo dipenuhi oleh ruam merah dengan EunSoo yang masih belum bangun juga. Ia teringat dengan gatal di belakang lehernya. Saat mengecek ke kecermin, ia melihat ruam yang sama dan membuatnya panik ketakutan dan memeluk EunSoo. Tiba-tiba terdengar dering bel pintu. HyeonSeok yang datang. Ibu EunSoo membuka pintu yang tadinya di kunci tali dengan berat hati dan mempersilahkan HyeonSeok masuk. Ia tidak memperbolehkan HyeonSeok untuk melihat EunSoo dengan sikap panik. HyeonSeok yang curiga dengan sikap ibu EunSoo melewatinya memasuki kamar EunSoo dan terkejut melihat kondisi EunSoo. Tiba-tiba saat ia berbalik, ibu EunSoo menusukkan pisau dapur ke perut HyeonSeok yang terkejut dan terjatuh.
HyeonSeok dibawa kerumah sakit dan sedang dioperasi saat JinGyeo sampai disana dengan ditunggui oleh istrinya, DoYeon dan rekan kepolisian. Ibu EunSoo membawa EunSoo dengan taksi ketempat lain dan menelepon seseorang untuk dibawakan obat agar EunSoo bisa sembuh dengan cemas dan terisak.
Di laboratorium, TaeYi sedang memperhatikan kartu pass milik JinGyeom bersama temannya. Mereka terkejut dengan lapisan yang begitu rumit terdapat dari kartu.
Di rumah sakit, JinGyeom masih terdiam dengan ekspresi datar ditemani DoYeon yang mencoba menenangkannya dan mencoba mengajaknya makan. Namun JinGyeom sendiri bingung dan merasa ada yang salah dengan dirinya sendiri karena masih tidak merasakan emosi apapun tentang HyeonSeok yang sudah seperti ayahnya sendiri. Ia hanya merasa tidak lapar. DoYeon memutuskan akan membeli makanan saja dan meminta JinGyeom untuk menunggu ditempat saja. Saat DoYeon melangkah menuju kantin, dari arah yang berbeda TaeYi muncul dengan terengah dan bertanya pada JinGyeom karena tak mengangkat telepon dan tak ditemukan dimanapun. JinGyeom melihatnya. Ada sedikit tatapan terkejut dimatanya melihat TaeYi disana. TaeYi menanyakan apakah ada waktu untuk bicara, mendengar itu, bukannya menjawab JinGyeom malah menangis. TaeYi bingung melihat reaksi JinGyeom. DoYeon yang melihat dari jauh tertegun melihatnya.
-bersambung-
Komentar
Posting Komentar