Kembali ke waktu asal, MinHyuk dan klien 1012 yang dibawanya tadi kembali ke gedung Alice. Ia melaporkan dan mengantar klien 1012 ke kamarnya. Sesampai dikamar, Minhyuk menanyakan kondisi kien 1012 yang dijawab dengan Sarkasme. Klien 1012 menanyakan apa yang akan dilakukan mereka pada polisi tadi (JnGyeom). Namun karena JinGyeom hanya melakukan tugasnya sebagai seorang polisi, ia akan membiarkannya. Klien 1012 protes keras dengan membentak. MinHyuk berkata klien 1012lah yang melanggar aturan yang ada bahkan setelah diberitahu peraturannya dan akan segera diusir dari markas alice sesuai dengan aturan yang ada. Klien 1012 akan menerima pengusiran asal JinGyeom dihukum, terlebih karena ia berasal dari masa lalu karena menurutnya itu tak akan sulit. Kesal, MinHyuk menarik kerahnya dan memperingatkan tujuan Alice sebenarnya adalah untuk menyembuhkan luka masa lalu dan menyuruhnya pergi saja, lalu keluar kamar. Terdiam, ia berteriak keras dengan kesal.
Diluar MinHyuk pergi menemui seorang pria dan mengeluh bahwa penyaringan klien sangat rendah sehingga hal sebelumnya tadi bisa terjadi. Rekannya menanggapi akan melaporkan kejadian itu namun MinHyuk tak puas hanya dengan melaporkan. Namun harus segera diubah terutama banyak orang yang telah berkorban demi Alice. Rekannya menyadari bahwa MinHyuk begitu karena ia kehilangan TaeYi sebelumnya dan membujukknya karena TaeYi menghilang bersama dengan anaknya tahun 1992 yang artinya sudah 29 tahun di masa itu sedangkan MinHyuk baru setahun. Mata MinHyuk langsung terlihat sedih karena setahun itu sangat lama baginya dan langsung berdiri meinggalkan ruangan itu. Ia teringat kembali akan surat yang ditinggalkan TaeYi untuknya sebelumnya.
Kembali pada tahun 2020, JinGyeom bersama partnernya melanjutkan penyelidikan korban siswa tadi di rumah duka menanyakan hubungan korban dengan teman-temannya. Namun sang ibu menjawab tidak tahu menahu tentang anaknya. Wanita itu ternyata bukan ibu kandung korban, melainkan ibu tiri. JinGyeom melihat ibu tersebut mendekati seorang anak kecil dan memanggilnya ‘Hong Seob’ untuk mengajaknya pulang. JinGyeom teringat pada orang yang mengaku sebagai Yang Hong Seob sebelumnya. Untuk memastikan, ia menanyakan pada Hyeon Seok yang membenarkan identitas tersebut. JinGyeom mendekati bocah kecil tadi, melihat pergelangan tangan dan pundaknya yang penuh dengan memar. Menanyakan siapa pelakunya, anak tersebut mengatakan bahya hyeongnyalah pelakunya, dan ia senang bahwa hyeongnya sudah meninggal, membuat JinGyeom kembali berpikir.
Disisi lain, rekan MinHyuk sebelumnya datang kepusat pengendali menanyakan perihal pengusiran klien 1012 yang ternyata sudah disetujui. Ia meminta tim untuk melanjutkan proses tersebut. melihat ekspresi ragu di mata wanita dari pusat pengandali itu, ia menanyakan aada apa. Dengan ragu, wanita itu menyatakan pandangannya mengenai berita pengusiran klien terbongkar tidak akan baik. Namun pria itu menyatakan hal itu lebih baik daripada menutupi pembunuhan yang dilakukan oeh klien mereka.
Klien 1012 dikamarnya sedang menikmati miras, di datangi oleh seorang pegawai alice untuk memberitahukan persiapan keberangkatan kliennya telah selesai dan menyerahkan kartu pass. Klien 1012 menanyakan perihal dimana JinGyeom bertugas dan di jawab dipusat kepolisian Seoul. Ketika si pegawai berbalik, klien 1012 memukul botol kekepala pegawai tersebut dan melarikan diri.
Ditempat lain, JinGyeom sedang sibuk memeriksa berkas kasus. Dari pintu tiba-tiba DoYeon datang dengan berlari dan menanyakan keadaan JinGyeom dengan cemas karena ia adalah temannya, sedangkan JinGyeom tidak pernah mengangkat teleponnya. JinGyeom mengambil ponselnya dan berlalu namun ditahan oleh DoYeon yang menanyakannya mau kemana. JinGyeom berencana untuk menyelidiki suatu kasus. Hanya saja setahu DoYeon mobil JinGyeom sedang mengalami rusak parah, jadi ia ingin mengantar JinGyeom namun di tolak. Kesal, DoYeon membuka lemari pendingin dan menemukan bir didalamnya. Ia senang karena JinGyeom sengaja menyiapkan untuknya. Bel pintu berbunyi. DoYeon yang mengira JinGyeom kembali segera berlari menuju pintu, namun yang ada disana adalah klien 1012 yang tak dikenalnya.
DoYeon tampak tak sadar dilantai. Klien 1012 menggunakan ponselnya menghubungi JinGyeom. Tentu saja dengan panic JinGyeom segera menaiki lift menuju kamarnya, saat lift dibuka, klien 1012 langsung menyerangnya dengan menggunakan pisau. Pergulatan terjadi di dalam lift. Memprovokasi JinGyeom dengan menyetakan bahwa ia telah membunuh DoYeon. Dengan marah, JinGyeom menembak tangan klien 1012 dengan pistol hingga klien 1012 mengaku bahwa ia hanya membuat DoYeon pingsan dengan meringis kesakitan. JinGyeom mengarahkan pistol dengan geram di kening klien 1012, mengancamnya jika sesuatu terjadi pada DoYeon dan memborgolnya di dalam lift, dan meninggalkannya menemui DoYeon yang terbaring di lantai dan menelepon rekannya untuk mengirim ambulan dan menangkap pelaku yang tadi di tahannya. Di rumah sakit, DoYeon sadar dan berbincang sekedarnya dengan JinGyeom yang duduk menungguinya di sisi tempat tidur. Mereka berdua bingung dengan klien 1012 yang mengaku masih berusia 5 tahun dan menganggapnyasebagai orang gila.
Diluar ruang rawat klien 1012, JinGyeom dan rekannya menunggu. Rekannya protes betapa berlebihannya JinGyeom menembakkan pistol walaupun tersangka tadi menggunakan pisau. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika tersangka tadi sampai meninggal. Setengah menggoda, rekannya bertanya apakah ini karena DoYeon dan apakah karena JinGyeom menyukai DoYeon. Tentu saja dengan datar JinGyeom menyanggahnya dan berkata mereka hanyalah teman. Rekannya tertawa tidak percaya. JinGyeom mengalihkan pembicaraan menanyakan kapan mereka bisa berbicara dengan tersangka, partnernya menjawab paling cepat besok dan mengajaknya untuk minum dari mesin penjual minum yang ada didekat mereka. (Ternyata nama partnernya ini DongHo! Mulai sekarang aku panggil DongHo terus yak! Biasanya kalo main drama DongHo bakal jadi antagonis terus, disini kayaknya dia pelawaknya deh ^-^). Berniat minum Cola, tenyata Shikye yang keluar akhirnya DongHo hanya bisa menikmati Shikye keempatnya. Mendadak ingat, DongHo mengeluarkan dompet yang ia temukan pada tersangka dan menyerahkannya pada JinGyeom. Di dalam dompet, JinGyeom menemukan mesin Pass yang sebelumnya diserahkan pegawai Alice pada Klien 1012 yang berbentuk seperti HardDisk tanpa case. DongHo yang bertanya-tanya pada JinGyeom benda apa itu tak digubris. Seakan menyadari sesuatu, JinGyeom lari keluar berselisih jalan dengan MinHyuk yang akan menjemput Klien 1012. Di lobi ruang inap, MinHyuk kembali menjatuhkan bola asap sebelumnya membuat semua lampi penerangan mati. Ia berjalan menuju ruang inap klien 1012. Di depan ruangan masih tampak DongHo yang duduk sendirian di kursi. MinHyuk kembali melemparkan bola yang mengeluarkan asap tadi. Bingung dengan apa yang terjadi, DongHo melihat sekeliling dan tidak sadar karenamenembaknya dari jauh. MinHyuk segera memasuki ruang inap Klien 1012.
Di tempat lain, JinGyeom masuk merumah HyeonSeok yang baru selesai makan buah bersama istrinya. HyeonSeok dan istrinya terlihat sangat senang dengan kedatangan JinGyeom. HyeonSeok bertanya padanya apa yang terjadi. Ia mendengar bahwa tersangka sudah tertangkap. Namun ternyata JonGyeom sedang mencari sesuatu. Ternyata sebelumnya JinGyeom tinggal bersama HyeonSeok. Ia memasuki kamar yang dulu ditinggalinya. Mencari berang peninggalan ibunya yang ternyata sangat mirip dengan benda kepunyaan klien 1012. Saat sedang meihat-lihat barang tersebut, HyeonSeok masuk kekamarnya dan bertanya apa yang sedang dilakukan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Mereka mendapatkan kabar bahwa DongHo terkena tembakan. Terkejut, JinGyeom langsung pergi kerumah sakit kembali.
Dirumah sakit, klien 1012 sudah menghilang dari ruang inap. Tentu saja, karena MinHyuk telah membawanya kembali ke Alice. Cheol Am, rekan MinHyuk sebelumnya, protes kenapa MinHyuk sampai menembak DongHo, terlebih DongHo adalah seorang polisi. MinHyuk beralasan bahwa itu adalah yang terbaik untuk Alice. Menghela nafas panjang, Cheol Am mengatakan bahwa kartu klien telah menghilang dan kemungkinan sudah berada di tangan polisi. Terkejut akan hal itu, MinHyuk bertanya siapa yang memiliki kartu tersebut, Cheol Am menjawab bahwa JinGyeomlah yang memilikinya. Mengingat bahwa orang masa lalu adalah orang masa itu juga, Cheol Am memperingatkan bahwa MinHyuk harus berhati-hati mengatasi permasalahan ini. Diruang rapat, MinHyuk memimpin misi untuk mencari tahu tentang JinGyeomyang ternyata sudah disiapkan oleh Shi Young, pengawas drone sebelumnya.
Dirumah sakit, waktu telah berlalu. DongHo sudah sadar dan sedang dikunjungi oleh rekan kepolisiannya. Ia mengaku tidak benar-benar mengetahui apa yang telah terjadi dan siapa pelakunya. Ia hanya merasa tiba-tiba menjadi buta. JinGyeom menyimpulkan bahwa itu adalah pelaku yang sama dengan penyerang sebelumnya. Hanya saja tidak ada rekaman cctv manapun yang merekam. Bahkan alat yang digunakan untuk mengenai DongHopun masih tidak terdeteksi. HyeonSeok merasa tidak asing dengan keadaan ini. Alamnya ia bertemu dengan atasan dan menyampaikan keanehan ini. Bahkan sidik jaripun tidak terdata di base data. Ia ingat kembali dengan kejadian yang menimpa ibu JinGyeom. Di kantor, HyeonSeok kembali membuka berkas kasus ibu JinGyeom.
HyeonSeok, JinGyeom dan DongHo yang masih mengenakan seragam pasien menikmati samgyeopsal dengan soju. Disusul dengan kedatangan DoYeon yang selalu ceria. Sedangkan JinGyeom tenggelam dengan pikirannya sendiri. Diluar tempat makan, JinGyeom berdiri bersebelahan dengan HyeonSeok dengan memegang kopi di gelas kertas ditangan masing-masing. Mereka berpikir bahwa senjata yang digunakan mirip dengan senjata yang membunuh ibu JinGyeom. JinGyeompun sependapat dengan HyeonSeok dan berencana terus menyelidiki hal ini.
Dirumahnya, JinGyeom terus memegang kartu pass tadi. Tak sengaja ia menekan lingkaran yang ada dipermukaan kartu pass tadi. Sinar biru seakan menjalar pada setiap urat kartu pass yang ia pegang. Tempat lilin dan dan semua barang di ruangan tiba-tiba melayangdengan sendirinya. Bingung dengan yang ia saksikan, ia melepas tombol itu dan benda-benda tadi kembali ketempatnya semula. JinGyeom mencoba menekan tombol itu kembali, namun taka da yang terjadi.
Keesokan harinya di layanan forensic nasional, JinGyeom menemui dokter forensic menanyakan hasil yang diperolah. Dokter tersebut menyerahkan kartu pass tadi kepada JinGyeom kembali dan mengatakan bahwa itu hanya kartu pass biasa dan tidak ada yang aneh.
Di kediaman JinGyeom, MinHyuk sibuk menggeledah seluruh isi rumah mencari kartu pass yang dibawa JinGyeom namun tak menemukan. Sedangkan rekan lainnya mengikuti JinGyeom ke universitas tanpa tahu apa yang sedang dilakukan JinGyeom disana. Di dalam Universitas, JinGyeom mencari professor yang kemungkinan bisa membantunya. Sesampainya di kelas sang professor, ia malah melihat perempuan yang sangat mirip dengan ibunya yang sedang mengajar didepan kelas. Dengan tertegun, JinGyeom mendekati wanita itu tanpa peduli semua pandangan padanya yang menyalahkan karena mengintrupsi kelas dan bahkan pertanyaan perempuan yang mirip ibunya tersebut. tanpa ba-bi-bu, JinGyeom memeluk perempuan itu di depan kelas membuat semua orang terkejut.
-bersambung-
Komentar
Posting Komentar